Jumat 26 Oct 2018 00:27 WIB

Jaksa Arab Saudi Terima Bukti Kematian Khashoggi dari Turki

Penyelidikan terhadap tersangka terus dilanjutkan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Jamal Khashoggi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang mengakui kematian wartawan Jamal Khashoggi adalah pembunuhan terencana. Semula mereka bersikeras Khashoggi meninggalkan konsulat Saudi di Turki tanpa cedera dan terbunuh tanpa sengaja dalam sebuah perkelahian.

Penerimaan Saudi bahwa korban tewas dalam serangan yang direncanakan juga didasarkan pada informasi yang diberikan Turki. Ini adalah perubahan terbaru dalam narasi resmi Saudi terhadap pembunuhan yang terjadi 2 Oktober silam.

Jaksa penuntut umum Saudi, Sheikh Saud al-Mojeb, secara resmi membuat pengakuan baru itu pada Kamis (25/10). Dia mengatakan, pihaknya membuat penilaian terbaru berdasarkan bukti-bukti yang diberikan pihak berwenang Turki.

"Informasi dari pihak berwenang Turki menunjukkan bahwa tindakan tersangka dalam kasus ini telah direncanakan. Penyelidikan terhadap tersangka terus dilanjutkan untuk memastikan jalannya keadilan," ujar al Mojeb dalam pernyataan yang disiarkan Saudi Press Agency.

Dengan adanya pernyataan tersebut, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu tetap mendesak Saudi untuk terus melakukan investigasi lebih lanjut. Salah satunya, meminta Saudi menjelaskan keputusan menangkap 18 warga yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

"Siapa yang memberi mereka perintah, ada di mana jenazah korban. Jangan hanya mengakui mereka melakukannya tetapi tidak memberikan informasi yang jelas," ujar Cavusoglu, dikutip dari laman The Globe Post.

Akibat kasus tersebut, sederet investor dan pembuat kebijakan internasional menolak hadir pada Future Investment Forum (FII) di Riyadh. Beberapa nama termasuk pejabat eksekutif Siemens, pimpinan perusahaan dari JP Morgan, Ford, Uber, CNN, dan Financial Times.

Namun, menteri Saudi mengklaim bahwa semua pihak yang melakukan boikot sudah meminta maaf dan kembali berhubungan normal. Perusahaan yang abstain dalam konferensi disebut telah menghubungi Saudi kembali dalam 48 jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement