Selasa 06 Nov 2018 14:24 WIB

Kecewa Pemberitaan Khashoggi, Warganet Saudi Boikot Amazon

Bezos memiliki saham di Washington Post, tempat Khashoggi bekerja.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah orang melakukan aksi di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, Kamis (25/10). Mereka meminta kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi diusut hingga tuntas.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Sejumlah orang melakukan aksi di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, Kamis (25/10). Mereka meminta kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi diusut hingga tuntas.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Warganet Arab Saudi berbondong-bondong melalui media sosial memboikot Amazon. Hal ini menyusul ketidaksenangan Saudi atas tuduhan-tuduhan yang dilayangkan menyoal kematian Kolomnis Washington Post Jamal Khashoggi.

Saudi pada Senin (6/11) waktu setempat membidik bisnis Jeff Bezos di Timur Tengah.

Ribuan pengguna media sosial di Arab Saudi mendukung panggilan untuk memboikot Amazon (AMZN) dan anak perusahaan regionalnya.

Seperti diketahui Bezos memilki saham Washington Post dan masih merupakan pemegang saham terbesar di Amazon.

Dengan menggunakan Twitter dan media lokal, Saudi mengecam apa yang dinamakan mereka 'kampanye media'. Hal itu merujuk pada upaya merusak citra Arab Saudi dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman yang saat ini sedang memodernisasi negara tersebut.

Seorang wartawan Saudi, Bandar Otyf, berkicau kepada 105 ribu pengikutnya di Twitter. Ia menulis Washington Post secara konsisten menerbitkan artikel yang memfitnah. "Mari kita membela bangsa kita... memboikot Amazon untuk mengirim pesan kepada pemiliknya sehingga dia sadar akan skala kerusakan pada bisnisnya," tulis Otyf.

Baca juga, Saudi Akui Khashoggi Dibunuh, Ini Penjelasannya.

Amazon memang tidak memiliki kehadiran besar di Timur Tengah. Tetapi perusahaan Amazon tahun lalu membeli Souq.com, platform e-commerce terkemuka di kawasan yang berbasis di Dubai guna memperluas jangkauannya.

"Boikot Amazon dan Souq.com" merupakan salah satu tagar paling populer di Arab Saudi pada Senin kemarin. Pada pukul 16.30 sore di Riyadh (8:30 am ET), tagar tersebut telah dikicau ulang lebih dari 8.000 kali.

"Ini tidak dapat diterima, pemilik [Amazon] adalah juga pemilik yang sama dari media yang menyerang negara kita dan para pemimpinnya," kata pengguna Twitter lainnya.

Namun salah satu pengguna Twitter mengatakan, dia tidak akan bergabung dengan boikot tersebut. "Pemilik Amazon memiliki saham di Twitter, jadi jika Anda serius, maka boikot Twitter juga," katanya.

Bezos merupakan investor awal di Twitter (TWTR). Dia membeli saham Twitter pada 2008. Sementara Bezos sejauh ini tidak berkomentar menyoal Khashoggi. Namun, penerbit Washington Post, Fred Ryan, terus menekan Pemerintah Saudi untuk mengungkap kasus kematian Khashoggi. "Khashoggi terseret ke dalam perangkap kematian," ujar Ryan Kamis lalu.

Washington Post berkali-kali meminta penjelasan Saudi tentang kematian jurnalisnya. Pada Jumat, Post menerbitkan sebuah opini dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari tingkat tertinggi pemerintahan Saudi,” kata Erdogan seperti dimuat Washington Post.

Khashoggi, kolumnis Washington Post tewas bulan lalu di konsulat Saudi di Istanbul saat tengah mengurus dokumen pernikahannya. Para pejabat Saudi awalnya membantah mengetahui tentang nasibnya, sebelum akhirnya mengakui bahwa pembunuhan jurnalis yang kritis terhadap Saudi itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement