Jumat 13 May 2011 07:56 WIB

Al-Sadah Siap Mati Bersama Osamah

Rep: Hiru Muhammad/ Red: cr01
Osama dan Sadah.
Foto: Daily Mail
Osama dan Sadah.

REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN - Kematian Osamah bin Laden telah melahirkan kisah panjang bagi orang di sekitarnya yang telah ditinggalkannya maupun mereka yang selama ini memburunya. Setelah Omar bin Laden, salah seorang putra Osamah mempertanyakan sikap AS yang membunuh ayahnya itu, kini giliran Amal Al-Sadah, salah seorang istri Osamah yang mendampingi sang suami hingga detik terakhir menjelang maut menjemputnya.

Menurut Sadah, dirinya telah menentang penyerangan 11 September 2001. Bahkan Sadah dikabarkan menderita sakit sebelum terjadi tragedi penyerangan tersebut. ''Dia bersikap hati-hati meski pada akhirnya menyetujui,'' kata Abdullah, salah seorang kerabat Sadah yang tinggal di Yaman.

Abdullah mengatakan, ketika hendak melangsungkan pernikahan, Osamah dikabarkan memberikan mas kawin kepada Sadah senilai 3 ribu pounds agar bersedia dijadikan istri kelimanya. Bahkan Osamah menilai Sadah sebagai salah satu istri favoritnya. ''Dia tidak menyetujui penyerangan 11 September tapi memilih tidak berdebat dengan suaminya untuk menyelamatkan perkawinan mereka,'' katanya.

Osamah sendiri sempat menawarkan kepada sejumlah istrinya untuk meninggalkan Afghanistan, namun Sadah yang berasal dari Yaman memilih untuk tetap bersamanya dan bersedia menjadi martir bersama suaminya. Sadah kini berada di penjara Pakistan bersama anak perempuannya dan dua istri Osamah bin Laden lainnya.

Pihak keluarga Sadah mengaku hanya satu kali bertemu dengan Sadah setelah menikah dengan Osama akhir 1999. Sejak berada di Afghansitan, komunikasi sangat terbatas karena pesan disampaikan melalui kurir.

Pihak keluarga menilai Sadah sebagai sosok yang sederhana, tapi teguh hati, taat beribadah, tapi bukan termasuk kelompok fundamental. Meski gagal menyesaikan bangku SMA, namun wanita berusia 29 tahun itu memiliki semangat belajar yang baik dan selalu ingin lebih baik.

Perkenalannya dengan Osamah bin Laden bermula ketika kakak iparnya, Rashad Mohammed Saeed menawarkan sebuah proposal tahun 1999 yang isinya seorang Arab Saudi yang bernama Osamah bin Laden sedang mencari seorang istri. Saeed sudah dikenal baik oleh keluarga bin Laden.

Umumnya perkawinan di Yaman dilakukan dengan cara melalui perantara atau melihat foto calon pasangan pengantin. Singkat cerita, setelah melangsungkan dua kali pesta pernikahan, Amal Al-Sadah segera meninggalkan Yaman. Bersama Saeed, Sadah terbang menuju Dubai dan dilanjutkan ke Pakistan sebelum menuju ke Afghanistan untuk bertemu mempelai pria.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement