Kamis 19 May 2011 21:57 WIB

Kegagalan Rencana Teluk, Oposisi Yaman Salahkan Presiden Yaman

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA--Oposisi menyalahkan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh atas kegagalan rencana Teluk yang bertujuan untuk mengakhiri sengketa politik berdarah, serta mengatakan bahwa ia akan melakukan "segalanya" untuk tetap berkuasa. Saleh "menggagalkan inisiatif itu dengan menolak menandatanganinya" pada Rabu, kata kepala Forum Oposisi Yassin Noman Saeed kepada AFP.

Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk Abdullatif al-Zayani terbang meninggalkan Sanaa, Rabu, setelah sumber yang dekat dengan negosiasi antara rezim dan oposisi mengatakan bahwa kedua pihak kembali gagal menandatangani kesepakatan transfer kekuasaan itu. Saleh, yang berkuasa sejak 1978, "telah menolak pilihan damai dan siap untuk melakukan segalanya untuk tetap berkuasa, "kata Noman.

"Dengan ini, rezim harus menghadapi orang yang akan siap melanjutkan pemberontakan damai dan akan terus meningkat, bahkan jika rezim menggunakan kekerasan terhadap mereka," katanya.

Persyaratan yang telah ditetapkan Saleh yang disebutkan bahwa akan memungkinkan dia untuk menandatanganinya dalam kapasitasnya sebagai presiden tidak dapat dipenuhi, kata anggota lain forum tersebut yang meminta anonimitas.

Menurut proposal Teluk, Saleh akan berhenti menjabat dalam waktu 30 hari, sebagai imbalan atas kekebalan dari penuntutan, sebelum pemerintah nasional kesatuan dibentuk dan pemilihan presiden baru diadakan setelah dua bulan. Washington mengeluarkan imbauan baru pada Rabu agaritu segera ditandatangani.

Staf Presiden AS Barack Obama John Brennan menelpon Saleh untuk mendesak dia segera menandatangani dan melaksanakan perjanjian itu sehingga Yaman dapat bergerak maju dengan transisi politik, "kata sebuah pernyataan Gedung Putih.

Negara Arab miskin tetapi strategis di Semenanjung Arab itu telah dicengkeram oleh aksi protes sejak akhir Januari lalu yang menyerukan pemecatan Saleh. Pasukan keamanan telah melancarkan tindakan keras mematikan pada para pengunjuk rasa, menyebabkan sedikitnya 180 orang tewas, menurut sebuah daftar korban yang disusun dari laporan aktivis dan tenaga medis.

 

sumber : antara/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement