Senin 06 Jun 2011 12:25 WIB

Oposisi Yaman Bertekad Cegah Presiden Saleh Pulang

Ali Abdullah Saleh
Ali Abdullah Saleh

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA - Oposisi Yaman berjanji Ahad untuk mencegah kepulangan Presiden Ali Abdullah Saleh yang terluka dari sebuah rumah sakit di Arab Saudi, meskipun ada keraguan mengenai siapa yang akan memegang kendali kekuasaan di Sanaa.

"Kami akan bekerja dengan seluruh kekuatan kami untuk mencegahnya kembali," kata juru bicara oposisi di parlemen Mohammad Qahtan pada AFP. "Kami melihat ini sebagai awal dari berakhirnya rezim korup dan tiranis itu."

Tapi seorang juru bicara partai yang berkuasa Kongres Rakyat Umum (GPC) mengatakan pada saluran berita Al-Arabiya: "Presiden Saleh akan kembali ke Yaman dalam beberapa hari".

Saleh telah dioperasi untuk yang kedua pada Ahad, menurut seorang pejabat Saudi di Riyadh. "Presiden Saleh telah menjalani dua operasi yang berhasil. Yang pertama untuk mengeluarkan potongan serpihan (senjata) dari dadanya, dan yang kedua pembedahan urat syaraf pada lehernya. "Prosedur berikutnya itu untuk tujuan operasi kosmetik. Masa pemulihan kesehatan dua pekan, setelah itu ia akan kembali ke Sanaa," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Saleh, 69, yang terluka oleh ledakan saat ia shalat di sebuah masjid di dalam kompleks istana presiden Jumat, dikirim ke Arab Saudi Sabtu malam, tapi ia tidak mengundurkan diri. Ia diterbangkan ke Riyadh dengan pesawat medis Saudi dan dibawa dengan segera ke sebuah rumah sakit militer, sementara pesawat kedua membawa anggota-anggota keluarganya.

Saleh menderita "luka bakar dan luka goresan pada wajah dan dada", seorang pejabat Yaman mengatakan, mengurangi keluasan lukanya, sementara GPC mengatakan ia "luka ringan di bagian belakang kepala".

Rezimnya menyalahkan serangan itu pada pemimpin suku pembangkang yang berpengaruh Sheikh Sadiq al-Ahmar, yang para pejuangnya telah memerangi pasukan pemerintah di Sanaa sejak rencana pengalihan kekuasaan hancur bulan lalu.

Kantor Sheikh Sadiq menyatakan, Ahad, ia telah menyetujui gencatan senjata bersyarat dan akan menarik pasukannya dari bangunan-bangunan umum, menyusul permintaan dari Wakil Presiden Abdurabuh Mansur Hadi. Hadi telah minta "gencatan senjata dan pengosongan bangunan-bangunan umum oleh elemen-elemen bersenjata ... yang sheikh itu terima dengan syarat unit-unit militer dan kelompok bersenjata mereka juga mundur dari posisi mereka sekarang ini guna memulihkan keamanan, kata seorang pejabat di kantor Sheikh Sadiq.

Hadi telah mengirim dua jendral dengan tawaran gencatan senjata, kata pejabat itu.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement