REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING - Pengunjung asing dilarang ke Tibet hingga akhir Juli. Ini kedua kalinya larangan seperti itu diberlakukan pada 2011. Demikian kata agen-agen perjalanan.
"Pada saat ini kami tidak menerima wisatawan asing," kata seorang pegawai di Jasa Perjalanan China di ibukota Tibet, Lhasa, pada AFP melalui telpon.
Ia menambahkan bahwa badan itu telah menerima pemberitahuan yang mengatakan larangan kunjungan tersebut diberlakukan hingga 26 Juli. Seorang pekerja di Jasa Perjalanan Pemuda Tibet mengkonfirmasi larangan itu, yang dimulai Selasa, terkait dengan perayaan untuk menandai ulang tahun ke-60 pemerintahan China di Tibet. Acara tersebut, menurut laporan, dijadwalkan hingga Juli.
Biro wisatawan regional menolak berkomentar ketika dihubungi AFP. Seorang juru bicara pemerintah Tibet menyatakan tidak menyadari situasi itu.
Ketegangan terjadi di Tibet. Banyak warga Tibet menuduh pemerintah berusaha untuk mencairkan kebudayaan mereka. Warga menyebut kekhawatiran atas apa yang mereka anggap sebagai dominasi kelompok etnik mayoritas Han.
Kegelisahan meluber menjadi kerusuhan besar anti-pemerintah di Lhasa pada Maret 2008. Kerusuhan kemudian meluas ke provinsi-provinsi tetangganya dengan penduduk asal Tibet. Segera setelah kerusuhan 2008, wisatawan asing dilarang mengunjungi wilayah Himalaya itu selama lebih dari 12 bulan.
Pada Maret tahun ini, Tibet sekali lagi ditutup bagi orang asing sebelum ulang tahun kerusuhan itu. Tapi, lembaga perjalanan mengatakan pengunjung asing dapat berkunjung dari April hingga Juni.