REPUBLIKA.CO.ID, Rupert Murdoch anak lelakinya, James akan menghadapi 'penghinaan oleh Parlemen' bila ia menolak panggilan formal untuk memberikan bukti mengenai skandal penyadapan telepon. Mereka diminta hadir di depan para anggota parlemen Inggris pada 19 Juli mendatang.
Kedua Murdochs, hari ini, menulis kepada Komite Media, Olahraga dan Budaya di Parlemen Inggris, mengatakan mereka tak bisa menghadiri rapat dengar pendapat terkait dengan undangan Parlemen tertanggal 12 Juli lalu. Sebagai ganti, pimpinan eksekutif News Internatonal, penerbit surat kabar News Corp. di Inggris, Rebekah Brooks, yang akan menghadiri undangan tersebut.
James Murdoch sempat menawarkan alternatif, yakni hadir di depan rapat panel baik pada 10 atau 11 Agustus. Rupert Murdoch pun mengatakan tengah mempersiapkan membawa bukti kepada hakim yang dibentuk oleh pemerintah--dipimpin oleh Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Kepala Komiter Media, John Whittingdale menegaskan pengabaikan terhadap pemanggilan itu akan membuat mereka terancam 'menghadapi penghinaan di Parlemen. "Kami bertemu pada Selasa (12/7) lalu pada pukul 2.30 siang," ujar Whittingdale kepada wartawan. "Apakah mereka datang atau gagal memenuhi panggilan, maka akan ada konstelasi yang belum bisa dipetakan," ujarnya.
Sejak laporan 4 Juli keluar, bahwa tabloid News of the World telah menyadap pesan suara seorang gadis pelajar yang dibunuh, publik dan politikus Inggris yang marah telah memaksa News Corp untuk menutup media tersebut.
Selain menutup tabloid bersangkutan, Murdochs juga menanggapi skandal dengan melepas penawaran atas bagian saham British Sky Broadcasting Group, yang tidak jadi dimiliki. Namun, keputusan itu tidak bisa berbuat banyak untuk meredakan kemarahan parlemen Inggris.
Whittingdale mengatakan komitenya ingin menanyai James Murdoch terkait pernyataannya pada 7 Juli bahwa eksekutif News Internasional tidak memberi tahu kebenaran sesungguhnya dibalik penyadapan telepon kepada Parlemen dalam sesi dengar pendapat sebelumnya.
"James Murdoch memiliki banyak hal untuk diungkapkan," ujar anggota komite, Paul Farrely.
Sementara deputi Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg, di awal telah mengeluarkan opsi dan kemungkinan untuk melakukan tindakan apapun demi memaksa Murdoch dan Brooks datang ke Parlemen.
"Pesan saya kepada Murdoch dan Brooks, bersikaplah baik," ujar Clegg. "Pada level ini, anda tak bisa bersembunyi dari kemarahan dan keprihatinan publik. Jika anda merasa telah disalahi atau dicurangi, keluar saja dan putar rekaman di depan publik langsung."
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Chris Briyan, kemarin mengatakan perusahaan Murdochs yang berbasis di New York itu harus dilarang memiliki saham apa pun di media Inggris, kecuali jajaran eksekutif perusahaan itu mampu membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dan memerangi 'penyadapan ilegal terhadap narasumber'.