REPUBLIKA.CO.ID, Dengan sikap menantang, Ruper Murdoch mengatakan siap menghadapi isu penyadapan ilegal yang dilakukan kerajaan medianya, News Corporation ketika ia hadir di rapat dengar pendapat dengan anggota parlemen (MP) Inggris pekand depan. Ia menyebut isu itu sebagai 'kebohongan total'.
Kaisar media berusia 80 tahun itu awalnya menunduk terhadap tekanan dan setuju memberi bukti kepada Komiter Budaya, Media dan Olahraga, Parlemen Inggris, saat menyatakan ia tak bisa menghadiri undangan tersebut.
Namun dalam wawancara yang dikutip oleh Wall Street Journal, yang juga dimiliki News Corp, ia mengatakan ingin menyampaikan 'beberapa hal yang telah dikatakan di Parlemen, yang sebagian adalah kebohongan total."
Ia menambahkan, "Kami pikir penting untuk mutlak menjaga integritas di depan publik. Saya merasa yang terbaik adalah bersikap setransparan mungkin."
Terlepas dari kemarahan besar terhadap tabloid News of the World, Murdoch bersikers bahwa New Corps telah mengatasi krisis 'luar biasa baik dan terkendali dengan semua cara memungkinkan,' dan menyatakan perusahaan hanya membuat 'kesalahaan minor'
"Saat saya mendengara ada yang salah, saya bersikeras untuk segera memperbaiki," ujarnya.
Ia berkata perusahaan akan membentuk tim independen yang dipimpin oleh 'orang-orang pilihan non karyawan' untuk menginvestigasi semua dakwaan perbuatan tidak layak.
Namun, tekanan publik yang kian menguat telah mengungkap pula bahwa FBI sebenarnya telah membuka penyelidikan terhadap klaim bahwa jurnalis News Corp lagi-lagi mencoba menyadap sejumlah korban tragedi WTC 11 September.
Murdoch dan anak lelakinya, James, malam kemarin akhirnya memenuhi tuntutan untuk tampil di depan Komite, setelah MP Inggris memerintahkan dan memanggil mereka untuk hadir.