Rabu 31 Aug 2011 21:30 WIB

Di Tengah Euforia Revolusi, Rakyat Libya Rayakan Idul Fitri

Red: cr01
Rakyat Libya berkumpul merayakan Idul Fitri dan kejatuhan rezim Qadafi di Lapangan Hijau, di ibukota Tripoli, Rabu (31/8).
Foto: AP
Rakyat Libya berkumpul merayakan Idul Fitri dan kejatuhan rezim Qadafi di Lapangan Hijau, di ibukota Tripoli, Rabu (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Ribuan warga Libya turun ke alun-alun utama ibukota Tripoli untuk merayakan akhir Ramadhan (Idul Fitri) dan runtuhnya rezim Muamar Qadafi, Rabu (31/08). Mereka menggelar shalat Ied dan berdoa di 'Lapangan Syuhada' serta mengucapkan syukur atas runtuhnya rezim Qadafi.

Sejak fajar hari Rabu, warga Libya sudah mulai mendatangi alun-alun yang dijuluki "Lapangan Hijau" oleh Qadafi tersebut. Para wanita tak kalah dalam euforia kemenangan, mereka meneriakkan yel-yel kegembiraan. "Ini adalah liburan terbaik dalam hidup saya," kata Masmoudi Adel, perempuan yang lahir 41 tahun silam, ketika Qadafi merebut kekuasaan.

Seorang imam kemudian memimpin shalat Ied dan mengajak seluruh rakyat Libya untuk bersatu mengusir sang tiran (Qadafi). Ketika nama Qadafi disebut, pekik cemooh menghambur dari mulut para hadirin.

Pasukan pemberontak mendirikan pos-pos keamanan di sekitar lapangan, sementara petugas bersenjata berpatroli, dan para penembak jitu mengambil posisi di atap-atap bangunan yang menghadap ke lapangan tersebut.

Perayaan Idul Fitri di Tripoli telah dimulai sejak Selasa (30/8) malam, ditandai dengan tembakan senjata api ke udara sebagai pengganti kembang api. "Ini adalah pertama kalinya kami merasa damai dalam 42 tahun," kata Amari Abdullah, seorang warga Tripoli berusia 24 tahun.

"Kami merayakan Idul Fitri seperti di masa lalu, tapi kali ini lebih baik. Ini adalah Libya baru," serunya girang.

Sementara itu, pemberontak anti-Qadafi mengklaim telah "membebaskan" sebagian besar wilayah negara. Pada saat yang sama, negosiasi penyerahan para loyalis rezim di Sirte—kampung halaman Qadafi—masih berlangsung.

Sehari sebelumnya, Mustafa Abdel Jalil, Ketua Dewan Transisi Nasional (NTC), mengultimatum pasukan loyalis Qadafi agar menyerah dengan batas akhir Sabtu (3/9) mendatang. Jika tidak, maka pasukan NTC akan menggelar serangan militer besar-besaran.

sumber : Al-Jazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement