Sabtu 17 Dec 2011 23:30 WIB

Panetta: Libya Hadapi Masa Transisi yang Sulit

Rep: Satya Festiani/ Red: Chairul Akhmad
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta.
Foto: AP
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Setelah berakhirnya pemerintahan otoriter Muammar Qadafi selama 42 tahun, Libya hadapi masa transisi yang panjang dan sulit. “Masa transisi akan panjang dan sulit. Namun, saya yakin mereka dapat menghadapinya,” ujar Menteri Pertahanan, Leon Panetta, Sabtu (17/12).

Menurut Panetta, Libya akan kesulitan menyatukan kelompok-kelompok pemberontak yang sebelumnya menggulingkan Qadafi. Libya juga akan kesulitan mengamankan gudang senjata, membangun tentara, kepolisian, dan lembaga-lembaga pemerintahan.

Mengenai milisi yang memegang kekuasaan di jalanan Libya, ia mengaku percaya bahwa pemerintahan interim mengambil langkah yang baik untuk meraih kelompok ini. “Saya percaya mereka dapat mengatasi masalah ini,” ujar Panetta.

Pemerintahan interim juga diharapkan dapat menyatukan mereka agar mereka menjadi bagian dari satu Libya dan satu sistem pertahanan. Panetta adalah Menteri Pertahanan AS pertama yang mengunjungi Libya untuk bertemu pemerintah interim yang berjuang mengambil alih pemerintahan setelah Qadafi ditangkap dan terbunuh.

Pemerintahan interim yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdurrahim El-Keib mendapatkan sambutan yang meriah pada Jumat (16/12) lalu ketika Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi terhadap bank sentral Libya dan satu cabangnya. Dicabutnya sanksi membuka jalan bagi pembebasan puluhan miliar dolar yang dipegang di luar negeri untuk meringankan krisis kas akut.

AS mengatakan, telah mencairkan lebih dari 30 miliar dolar aset pemerintahan Libya. Libya sangat membutuhkan dana untuk membayar pekerja sektor publik dan memulai proses panjang untuk membangun negaranya, serta menyokong pemerintahannya melawan milisi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement