Rabu 16 Nov 2011 08:44 WIB

Saleh Tolak Teken Gagasan GCC Tanpa Mekanisme Pelaksanaan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh bertemu di ibu kota negerinya, Sana'a, dengan utusan PBB untuk Yaman Jamal bin Omar, Selasa (15/11), dan mengatakan ia takkan menandatangani gagasan GCC yang didukung PBB guna menyerahkan kekuasaan kecuali mekanisme pelaksanaan ditetapkan, kata seorang pejabat pemerintah.

"Presiden Saleh menolak menandatangani gagasan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) saat diminta oleh Jamal bin Omar selama pertemuan di istana presiden, Saleh malah meminta bin Omar mengatur dialog langsung antara wakilnya Abd-Rabbu Mansour Hadi dengan para pemimpin oposisi guna menerapkan mekanisme bagi penerapan gagasan GCC," kata pejabat tersebut kepada Xinhua.

Sementara itu, kantor berita resmi Yaman, Saba, melaporkan Saleh menuntut mekanisme praktis dan jadwal mesti dicapai dan ditandatangani sebelum penandatanganan gagasan GCC tersebut.

Ia juga menyampaikan kembali kesediaan partainya --yang berkuasa-- dan wakilnya, Hadi, untuk melanjutkan dialog guna mewujudkan mekanisme itu.

Namun, pemimpin kelompok oposisi Dewan Nasional,Mohammed Salim Basindwa --yang sedang mengunjungi negara Teluk guna mencari dukungan agar bisa menggulingkan Saleh, mengatakan kepada media oposisi bahwa mereka "takkan menandatangani mekanisme yang diusulkan sampai Saleh menandatangani gagasan GCC tersebut lebih dulu".

Basindwa juga mengatakan mereka memutuskan untuk kembali ke Sana'a pada Rabu guna bertemu bin Omar, yang sedang berkunjung ke Yaman dan dijadwalkan melaporkan penerapan Resolusi 2014 PBB, yang disahkan pada 21 Oktober ke Dewan Keamanan PBB pada 21 November.

Kesepakatan GCC tersebut, yang didukung oleh resolusi PBB, menetapkan Saleh akan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya Hadi dan meletakkan jabatan dalam 30 hari sebagai imbalan bagi kekebalan dari hukuman. Hadi kemudian akan membentuk pemerintah nasional yang dipimpin oposisi dan mengatur pemilihan presiden dalam waktu 60 hari.

Saleh telah mundur dari menandatangani gagasan itu tiga kali pada saat-saat terakhir, sementara menghadapi protes 10-bulan.

Sementara itu, puluhan ribu pemrotes turun ke jalan di ibu kota Yaman, Sana'a, kota pelabuhan Al-Hodayda di bagian barat, dan provinsi Taiz serta Ibb di bagian selatan guna menyerukan penggulingan dan dihukumnya Saleh karena "kerusuhan yang menewaskan ribuan orang sejak Januari".

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement