Senin 28 Nov 2011 08:52 WIB

Modus Baru di Tahrir Square: Tembak Demonstran Hanya Demi Bikin Buta

Demonstran yang terluka matanya
Foto: CNN
Demonstran yang terluka matanya

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Kejaksaan Agung meminta polisi mengintrogasi satu tersangka baru kasus penanganan demosntrasi. Ia dicurigai berperan dalam penembakan di mata selama bentrokan terbaru di Tahrir Square."Harus ditanyai segera," kata Adel Saeed, seorang juru bicara Kejaksaan Agung Mesir, tentang tersangka Letnan Mahmoud Sobhi El Shinawi.

Bukti keterlibatan El Shinawi sangat mencukupi, termasuk video yang dibuat oleh pengunjuk rasa dan diposting di Facebook, kata Saeed. Setidaknya lima demonstran telah ditembak di mata, menurut pihak berwenang.

Para penembak ini ada di antara ratusan korban selama seminggu terakhir. Sedikitnya 41 orang tewas - 33 dari mereka di Kairo - sementara 3.250 terluka pada Jumat, juru bicara Kementerian Kesehatan Hisyam Shiha mengatakan

Selebaran dengan foto juga telah didistribusikan kepada orang-orang di alun-alun, yang merupakan pusat gerakan aktivis pagar terhadap para pemimpin militer Mesir. Mereka menawarkan hadiah sebesar 5.000 pound Mesir (800 dolar AS) untuk informasi yang mengarah ke tersangka penambakan.

El Shinawi telah bertugas di Kairo- selama bentrokan baru-baru ini dan merupakan "penembak yang sangat terlatih."

Salah satu korban yang kini hampir buta adalah Ahmed Harrara. Harrara, yang kehilangan satu mata. Korban lainnya adalah Malek Mustapha, yang mengaku tak jelas siapa penembaknya namun ia mengaku mampu mengingat keadaan.

Harrara mengatakan kepada CNN bahwa dia tiba di Tahrir Square sekitar jam 3 sore Sabtu "dan bergabung dengan garis depan."

"Sekitar pukul 15.00 saya ditembak di mata dengan peluru karet dari jarak sekitar 7 sampai 10 meter," katanya.

Dia kehilangan kedua matanya, lalu jatuh. "Teman saya mengangkut saya dengan sepeda motornya, mendatangi tiga rumah sakit yang ketiga-tiganya tidak bisa mengobati cidera, sampai bertemu satu rumah sakit yang bersedia mengobati luka saya," kenang Harrara.

Peluru itu tetap bersarang di rongga matanya, dan dia buta kini.

Harrara mengatakan bahwa ia tidak memiliki afiliasi politik selama pemberontakan awal yang menyebabkan pemecatan Mubarak pada bulan Februari. Dia sekarang menjadi anggota Partai Sosialis Rakyat, yang menentang otoritas interim pemimpin militer atas pemerintah Mesir.

Pada hari Jumat, kakaknya Hatem, dan teman-teman membantu Harrara menavigasi di Tahrir Square sekali lagi. "Mata saudaramu saya adalah lebih penting daripada Mesir, tetapi untuk Ahmed, Mesir adalah lebih penting daripada matanya," kata Hatem. "Para polisi yang menembak saudara saya harus dihukum dan dieksekusi."

Sabtu lalu, CNN menyaksikan kejadian serupa  atas Mustapha, seorang blogger yang ditembak di mata kanannya. "Dokter mengatakan bahwa saya memiliki gumpalan darah di mata dan akan membutuhkan beberapa operasi segera," kata Mustapha pada CNN.

Mansour al-Essawy, menteri dalam negeri yang ditunjuk oleh dewan militer yang berkuasa di Mesir untuk mengatasi demonstrasi, mengatakan Jumat dalam sebuah pernyataan bahwa "tidak ada amunisi yang dipakai, hanya peluru karet yang digunakan untuk mengatasi demonstrasi," katanya.

sumber : CNN
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement