REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM-- Israel dan Amerika Serikat bertekad mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Kedua negara ini tidak mengenyampingkan opsi apapun untuk menghentikan usaha itu, kata menteri pertahanan Israel, Ehud Barak, Ahad.
"Kami yakin bahwa Iran yang memiliki senjata nuklir adalah sesuatu yang tidak mungkin dan tidak dapat diterima dan kami bertekad akan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir," kata Barak kepada radio publik, dua hari setelah bertemu dengan Presiden AS Barack Obama.
"Kami menegaskan kembali bahwa pada hakekatnya kami harus tidak melepaskan opsi yang tersedia," kata Barak lagi. Berbicara menjelang pertemuan itu, Obama mengatakan Washington "telah bekerja dengan sungguh-sungguh" dengan sekutu-sekutuntya untuk menghentikan program nuklir Iran, yang Israel dan negara-negara Barat curigai untuk membuat senjata nuklir.
Obama mengatakan sanksi-sanksi yang diberlakukan Barat baru-baru ini adalah "paling luas, pukulan paling keras "yang dihadapi Iran dan berikrar masyarakat internasional akan "tetap melakukan tekanan." Ia juga berikrar untuk tidak akan membuang opsi yang ada."
Pekan lalu,kepala staf militer Israel Letjen Benny Gantz mengumumkan pembentukan satu komando militer baru yang bertugas melakukan operasi-operasi strategis yang luas dekat perbatasan-perbatasan Israel dan wilayah-wilayah Palestina.
Laporan-laporan media mengatakan Korps itu mungkin akan terlibat dalam mengganggu program nuklir Iran. Bulan lalu, badan tenaga atom internasional PBB (IAEA) mengatakan pihaknya memiliki informasi yang dapat dipercaya bahwa Iran sedang melakukan "kegiatan-kegiatan berkaitan dengan pengembangan satu bahan peledak nuklir."
Iran menegaskan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai medis dan pembangkit listrik negara nuklir.
Israel diduga kuat adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir kendatipun tidak diumumkan.