REPUBLIKA.CO.ID, MOGADHISU - Ratusan orang Somalia berpawai di ibu kota negara itu, Mogadishu, dalam protes terbuka yang hampir tidak pernah terjadi untuk menentang gerilyawan Al-Shabaab dan Al-Qaida sekutu mereka. Aksi itu terjadi Rabu (15/2).
"Enyah Al-Qaida! Enyah Al-Shabaab!" teriak massa, ketika mereka bergerak di jalan-jalan dekat istana presiden, melewati daerah yang biasanya dilanda serangan-serangan bom mobil dan bunuh diri yang dilakukan oleh gerilyawan Al-Shabaab.
Demonstran yang membawa spanduk-spanduk yang menentang jaringan Al-Qaida mengatakan, mereka ingin mengalahkan kelompok garis keras itu, yang memerangi pemerintah lemah Somalia yang didukung Barat.
"Negara ini untuk rakyat Somalia, bukan untuk gerilyawan asing seperti Al-Qaida. Kami tidak mentoleransi kekerasan mereka lagi," kata Presiden Sharif Sheikh Ahmed kepada massa.
Demonstrasi itu dilakukan setelah pawai Senin oleh gerilyawan Al-Shabaab, ketika mereka merayakan pengakuan kelompok itu sebagai anggota Al-Qaida oleh pemimpin jaringan tersebut pengganti Osama bin Laden.
"Kita telah cukup banyak menderita dan tidak ingin kekerasan lagi: Al-Qaida harus berhenti mencampuri urusan Somalia dan meninggalkan negara kita," kata Suleiman Mumin, salah seorang pemrotes.
"Al-Qaida dan Al-Shabaab telah mengatakan 'tidak untuk kehidupan' di Somalia, maka semua orang siap beperang melawan mereka sekarang," kata Mumin.
Pengumuman penyatuan Al-Shabaab Somalia dengan Al-Qaida disampaikan oleh pemimpin jaringan global itu, Ayman al-Zawahiri, dalam sebuah pesan video yang dipasang di situs jihad pada Kamis (9/2).
"Saya mengumumkan berita utama bagus bagi negara Islam kita, yang akan mengganggu pasukan salib, dan itu adalah penggabungan gerakan Al-Shabaab di Somalia dengan Al-Qaida," kata Zawahiri.
Pada bagian pertama dari rekaman video itu, pemimpin Al-Shabaab Ahmed Abdi Godane, yang juga dikenal sebagai Mukhtar Abu Zubair, mengatakan kepada Zawahiri, "Kami akan bersama anda sebagai pasukan setia."