REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Kandidat calon Presiden Mesir, Abul Futuh, menyatakan dirinya sangat optimis dapat memenangkan pemilu pemilihan presiden yang akan segera digelar.
Tokoh Muslim terkemuka itu yakin akan memperoleh cukup suara di putaran pertama pemilu. Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan kantor Reuters, Rabu (25/4).
Kandidat yang bernama lengkap Abdel Moneim Abul Futuh ini adalah anggota Ikhwanul Muslimin yang selama pemerintahan Presiden Hosni Mubarak kerap dintindas. Ia juga menegaskan, siapa pun yang masih terkait dengan Hosni Mubarak tidak layak menjadi pemimpin Mesir.
Menurut pria 60 tahun tersebut, kampanyenya telah membawa dirinya menjadi orang teratas dalam polling suara sementara. Dengan hasil tersebut, ia memprediksi dapat memenangkan pemilu putaran pertama.
Dalam kampanyenya, Abul Futuh ditampilkan sebagai sosok reformis dan moderat. Selama bertahun-tahun karirnya di Ikhwanul Muslimin, ia selalu muncul sebagai orang terdepan dalam berbagai hal. Futuh juga digambarkan sebagai tokoh yang bisa menggabungkan antara aliran permikiran Islam yang liberal dan fundamentalis.
Ia juga menyerukan aksi 'anti Presiden Mubarak' dan menolak siapa pun yang masih terkait dengan mantan diktator itu. Jurus inilah yang ia gunakan untuk menghadapi rival terberatnya, Amir Musa.
Amir Musa adalah seorang tokoh mantan Ketua Liga Arab yang dahulunya sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Mubarak. Futuh percaya bahwa masyarakat Mesir tidak akan memilih orang-orang yang masih terlibat dengan sistem lama yang digulingkan rakyat.
"Insya Allah, kami bisa mengambil sebagian besar suara dari Ikhwan," kata dia. "Saya menentang hegemoni satu partai di semua lembaga kekuasaan, walaupun hal itu dengan cara demokratis."