Ahad 03 Jun 2012 23:46 WIB

Berulah Lagi, Berlusconi: Ide Italia Buang Euro Cuma Lelucon

Silvio Berlusconi/Ilustrasi
Foto: Daan/Republika
Silvio Berlusconi/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Lagi-lagi mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi terbentur ucapannya sendiri. Ia terpaksa mengaku bercanda pada Sabtu (2/6) ketika menyarankan  bahwa Italia harus membuang euro kecuali Bank Sentral Eropa sepakat untuk menyuntikkan lebih banyak uang tunai ke dalam perekonomian.

"Kami harus pergi ke Eropa dan mengatakan dengan tegas bahwa ECB harus mulai mencetak uang. Jika tidak, kita harus memiliki kekuatan untuk mengatakan 'ciao, ciao' dan meninggalkan euro," kata Berlusconi pada hari Jumat (2/6) dalam sebuah entri pada Facebook-nya halaman.

Kurang dari 24 jam kemudian, mantan pemimpin Italia itu membalik posisinya, yang berbenturan dengan Perdana Menteri Mario Monti dan mengancam untuk melemahkan pemerintah yang kurang setahun  menjelang pemilu nasional berikutnya.

"Itu adalah lelucon, ... salah bila menanggapnya proposal, tentu saja merupakan kesalahan serius bagi siapapun yang mengklaim pas untuk berita politik," tulis Berlusconi, Sabtu di halaman Facebook.

Dia mengatakan pers terlalu  serius menanggapi lontarannya di jejaring sosial  yang ia tulis "dengan senyum dan ironi".

Partai Rakyat untuk Kebebasan (PDL) adalah salah satu dari dua blok utama dari golongan teknokrat yang mendukung pemerintah Monti. PM Baru ini dibawa ke kekuasaan pada November demi mencegah Italia dari gagal bayar utang saat jatuh tempo dan menghancurkan mata uang tunggal.

Media Italia menekankan pada Sabtu bahwa tidak mungkin bagi PDL untuk terus mendukung Monti jika ia terus berkampanye secara terbuka menentang euro.

Berlusconi, 75 tahun, memang telah menyerahkan kepemimpinan partai di tengah sidang yang sedang berlangsung atas tuduhan membayar seks dengan PSK di bawah umur. Tapi ia terlihat berminat  tampil kembali dalam pemilu tahun depan.

Sementara PDL, menyalahkan Berlusconi karena gagal untuk mereformasi ekonomi. Berlusconi memiliki jejak rekam panjang mengatakan komentar-komentar provokatif yang kemudian ditariknya kebali.

Salah satu contoh,  sebulan setelah runtuhnya Lehman Holdings Brothers pada September 2008, Perdana Menteri Berlusconi saat itu mengatakan para pemimpin dunia sedang mempertimbangkan menutup pasar internasional untuk "menulis ulang aturan keuangan internasional".

Satu jam kemudian, ia membantah komentar tesebut, yang justru membuat  saham Dow Jones Industrial Average jatuh lebih dari 8 persen. Saat menarik ucapannya, ia  mengatakan pemimpin tidak berpikir untuk menutup pasar dan bahwa itu adalah rumor yang  "didengarnya di radio".

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement