Senin 08 Oct 2012 01:07 WIB

100 Hari Menjabat, Mursi Tonjolkan Prestasinya

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Mesir, Muhamad Mursi.
Foto: Amr Abdallah Dalsh/Reuters
Presiden Mesir, Muhamad Mursi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Muhammad Mursi mengatakan pada Sabtu (6/10) dirinya telah gagal mencapai sebagian tujuan yang ia janjikan pencapaiannya dalam 100 hari jabatannya. Namun ia menetralisir kritik dengan menyampaikan prestasi pemerintahannya.

Di hadapan puluhan ribu rakyat Mesir yang memenuhi stadion Kairo untuk menandai peringatan keberhasilan Mesir memenangkan Terusan Suez pada 1973, Mursi juga mencoba meredakan kritik tentangnya dengan menonjolkan prestasi utamanya.

Mursi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin itu pada Juni menerima kekuasaan dari dewan militer yang memerintah Mesir selama 16 bulan. "Ketika hasil pemilu diumumkan dan saya mengambil tanggung jawab pada 30 Juni, saya mengumumkan sebuah program yang jelas," kata Mursi seperti dilansir Reuters.

Program tersebut mengacu pada rencana 100 hari-nya yang secara luas difokuskan pada isu-isu keamanan, pasokan energi, kebersihan, dan lalu lintas. "Apa yang telah dicapai tentu saja tidak cukup, namun apa yang telah dicapai standar profesional adalah sekitar 70 persen dari apa yang kami targetkan selama 100 hari itu."

Mursi mengatakan bahwa di antara capaian utama pemerintahnya adalah kemampuan untuk memasok tabung gas butana bagi jutaan rakyat Mesir yang rumahnya tidak memiliki saluran gas. Mesir saat ini menjual silinder butana seharga sekitar 5 pounds Mesir (0,82 dolar) per tabung sebagai bagian dari program tersebut.

"Ada kekurangan pasokan 15 persen yang menyakitkan kita, tapi ada alasan untuk semua ini. Kami tidak mencoba melarikan diri dari tanggung jawab," kata Mursi, mengutip korupsi yang berakar di negara tersebut sebagai salah satu alasan persediaan itu.

Di antara prestasi puncak yang mewarnai pembicaraannya, Mursi menekankan pekerjaan Kementerian Dalam Negeri Mesir atas meningkatnya keamanan di Mesir, yang telah memburuk pascapemberontakan tahun lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement