REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Suriah, Lakhdar Brahimi menegaskan bahwa solusi krisis di Suriah terutama tergantung pada rakyat Suriah sendiri, dan menambahkan bahwa misinya untuk menemukan solusi krisis berdasarkan rencana Kofi Annan dan pernyataan Jenewa.
Dalam konferensi pers di Beirut, Brahimi mengatakan bahwa "Kita berurusan dengan masalah tergantung pada visi yang berbeda, terutama enam pasal rencana Annan dan pernyataan Jenewa yang telah disepakati oleh anggota DK PBB serta sebagian besar negara-negara di kawasan ini.
Dia mengatakan bahwa dia sedang mengadakan pembicaraan dengan semua pihak untuk menghentikan pertumpahan darah di Suriah dan untuk mendirikan satu proyek untuk Suriah oleh rakyat Suriah guna memecahkan masalah mereka.
Brahimi menambahkan bahwa solusi untuk krisis di Suriah terletak di tangan orang-orang Suriah karena mereka terutama yang berkaitan, dengan kemungkinan mendapat dukungan internasional oleh PBB.
Dia menunjukkan bahwa negara-negara tetangga tertarik dalam memecahkan krisis, tergantung pada perlunya mengakhiri penderitaan rakyat Suriah, belum lagi ketakutan mereka terhadap fakta bahwa krisis tidak akan menetap di dalam batas-batas Suriah selamanya, itu mungkin diselesaikan atau justru akan berkembang.
Mengenai gencatan senjata pada kesempatan Idul Adha, Brahimi mengatakan "Ini menjadi pertanda baik bagi pemerintah Suriah, dan jika oposisi menyambut positif usulan tersebut, mungkin menjadi langkah kecil menuju gencatan senjata dan memulai pembicaraan tentang penarikan senjata berat serta menghentikan aliran senjata dari luar untuk mencapai solusi politik krisis di Suriah."