Senin 29 Oct 2012 07:39 WIB

'Wanita Bertopeng' Pemimpin Sayap Militer ETA Ditangkap

Tiga anggota kelompok separatis Basque ETA menyatakan pemberhentian sepenuhnya perjuangan bersenjata yang telah berlangsung 50 tahun dan menewaskan setidaknya 850 orang, dalam gambar yang diambil dari potongan video yang dirilis ke situs web surat kabar be
Foto: REUTERS/Gara/Handout
Tiga anggota kelompok separatis Basque ETA menyatakan pemberhentian sepenuhnya perjuangan bersenjata yang telah berlangsung 50 tahun dan menewaskan setidaknya 850 orang, dalam gambar yang diambil dari potongan video yang dirilis ke situs web surat kabar be

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Polisi Prancis menangkap tersangka pemimpin sayap militer kelompok separatis Basque ETA di kota wilayah timur, Macon, pada Ahad pagi. Demikian diumumkan Kementerian Dalam Negeri Spanyol.

Izaskun Lesaka (38), yang dikabarkan sebagai salah satu dari tiga tokoh utama kelompok itu, ditangkap di sebuah hotel sekitar 70 kilometer dari Lyon, Prancis. Dia ditangkap bersama anggota ETA, Joseba Iturbide Ochoteco (33).

''Kedua orang itu bersenjata,'' kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Dengan penangkapan kedua orang itu, sepanjang tahun ini jumlah tersangka anggota ETA yang ditangkap menjadi 24 orang. Mereka ditangkap di Prancis, Spanyol dan Inggris sebagai bagian dari operasi bersama.

"Penangkapan Lesaka penting karena itu mengakhiri pekerjaan orang yang bertanggung jawab atas bagian paling berbahaya pada ETA," kata pernyataan itu.

Lesaka melarikan diri ke Prancis pada 2003 dan menjadi salah satu dari tiga pemimpin ETA bersama David Pla dan Iratxe Sorzabal. Wanita itu juga diidentifikasi sebagai salah satu dari tiga anggota ETA bertopeng yang membacakan pernyataan video kelompok tersebut. Dia mengumumkan berakhirnya perjuangan bersenjata mereka pada Oktober 2011.

ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang selama empat dasawarsa perjuangan bersenjata mereka untuk mendirikan sebuah negara merdeka Basque di wilayah Spanyol utara dan Prancis selatan.

Pada 20 Oktober 2011, kelompok separatis bersenjata itu mengumumkan penghentian tetap kegiatan bersenjatanya setelah serangan-serangan bom dan penembakan selama lebih dari 40 tahun.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement