REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Hubungan Amerika Serikat dan Cina memang sering panas dingin. Tapi keduanya saling membutuhkan. Terkini, kedua negara meyakini mesti bekerjasama guna menanggulangi masalah pembantaian secara tidak sah dan penyelundupan margasatwa.
Pernyataan soal kerjasama itu diungkaplan Wakil Menteri Luar Negeri AS Urusan Pertumbuhan Ekonomi, Energi dan Lingkungan Hidup Robert Hormats, Selasa (4/12).
Di dalam wawancara eksklusif dengan Xinhua, Hormats mengatakan kedua negara, Amerika Serikat dan China, adalah importir besar produk margasatwa. Oleh karena itu kemitraan angara kedua negara diperlukan demi menangani masalah pembantaian secara tidak sah dan penyelundupan margasatwa.
"Kedua negara kita memiliki kesempatan baik untuk menjadi pemimpin global dan penanganan tantangan ini, dan kita berdua memiliki tanggung jawab bersama dengan negara lain," kata Hormats.
Hormats, yang sebelumnya mengadakan pembicaraan dengan pejabat Dinas Kehutanan Negara Cina, mengatakan itu "sangat konstruktif" dan ia terkesan dengan cara Cina menangani masalah pelestarian margasatwanya di dalam negeri.
Mengenai penindasan kegiatan tidak sah berupa penyelundupan dan pembantaian margasatwa di Afrika dan sebagian wilayah lain di dunia, Hormats mengatakan AS sedang berusaha meningkatkan kesadaran warga, memperoleh pandangan lebih besar di kalangan pemerintah dan melatih lebih banyak petugas serta warga dalam sistem kehakiman.
Bagi banyak orang di Afrika dan tempat lain, margasatwa adalah sumber sangat penting pariwisata dan bagian ekonomi yang sangat penting, kata Hormats. Ia mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya pelestarian margasatwa.