REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD--Para menteri Sunni dan Kurdi memboikot sidang kabinet untuk menunjukkan dukungan mereka kepada pemrotes yang mengancam pemerintah Perdana Menteri (PM) Nuri al-Maliki. Mereka tidak menyukai PM Nuri al-Maliki yang berasal dari kalangan Syiah.
Ribuan pemrotes berdemonstrasi dan memblokir sebuah jalan raya penting di provinsi-provinsi yang dikuasai Sunni selama lebih dari dua pekan untuk memprotes PM Nuri al-Maliki. Menurut warga Sunni, PM Nuri al-Maliki meminggirkan kelompok mereka setelah pasukan Amerika Serikat mundur dari Irak.
Para anggota parlemen Partai Iraqiya yang didukung Sunni, mengatakan, para menteri tidak menghadiri sidang kabinet itu untuk mendukung protes yang dipicu pada akhir Desember. Kala itu pasukan keamanan menahan para pengawal Menteri Keuangan Rafaie al-Esawi dari Sunni.
"Mereka membuat keputusan untuk memboikot sidang hari ini," kata anggota parlemen dari Iraqiya, Jaber al-Jaberi seperti dilansir Reuters, Selasa, (8/1).
Seorang anggota parlemen dari Kurdi, Alaa Talabani mengatakan, pemerintah tidak memberikan tanggapan terhadap tuntutan-tuntutan para pemrotes atau menyetujui pembagian kekuasaan. Makanya hal itu terjadi