Selasa 12 Feb 2013 16:02 WIB

Libya Tutup Perbatasan dengan Mesir dan Tunisia

Warga Mesir meninggalkan Libya di perlintasan Salloum di perbatasan Libya-Mesir, Selasa (22/2).
Foto: AP
Warga Mesir meninggalkan Libya di perlintasan Salloum di perbatasan Libya-Mesir, Selasa (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Perdana Menteri Libya, Ali Zaidan, mengatakan pemerintahnya memutuskan untuk menutup sementara perbatasan dengan Mesir dan Tunisia. Perbatasan dengan Mesir dan Tunisia akan ditutup untuk sementara mulai 14 sampai 18 Februari, kata Zaidan pada Senin malam (11/2) seperti dikutip Xinhua.

Ia menambahkan masuknya pelancong melalui bandar udara Tripoli dan Benghazi juga akan dibatasi. Menurut Zaidan, keputusan itu merupakan langkah pencegahan yang diambil guna menghindari sabotase yang mungkin dilakukan oleh antek bekas pemerintah atau mereka yang tak mengingini keamanan dan kestabilan di Libya.

Tindakan tersebut juga dilakukan setelah seruan belum lama ini dari jejaring sosial dan Internet untuk berdemonstrasi secara damai pada 15 Februari. Upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian Libya juga dilancarkan, beberapa menteri Libya bertemu pada Senin malam dengan pemimpin pengusaha Prancis.

Beberapa sumber diplomatik mengatakan pembicaraan itu adalah hasil dari keprihatinan serius terhadap keamanan Libya, termasuk membanjirnya senjata dari tempat penyimpanan mantan Presiden Muamar Gaddafi di seluruh negeri sejak runtuhnya rezim tokoh itu.

Gerilyawan yang menguasai Mali tahun lalu adalah satu dari sejumlah pihak yang diduga mendapat manfaat dari penjarahan gudang senjata Gaddafi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement