Jumat 15 Feb 2013 18:54 WIB

Penulis Buku 'La Tahzan' Tolak Diberi Nobel Perdamaian

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Djibril Muhammad
Penulis buku laris berjudul 'Jangan Sedih' (La Tahzan), Sheikh Aaidh al-Qarni
Foto: blogspot.com
Penulis buku laris berjudul 'Jangan Sedih' (La Tahzan), Sheikh Aaidh al-Qarni

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Penulis buku laris berjudul 'Jangan Sedih' (La Tahzan), Syekh Aaidh al-Qarni mengatakan menolak penghargaan nobel perdamaian jika ditawarkan kepadanya.

Pria yang juga ulama terkemuka ini mengungkapkan pernyataannya di jejaring sosial twitter miliknya setelah penulis asal Arab Saudi Ibrahim al-Majari menulis dalam sebuah kolom di surat kabar harian Al-Sharq.

Menurut Ibrahim, Syekh Aaidh layak mendapatkan penghargaan bergengsi (nobel perdamaian) karena dia bersimpati terhadap hak-hak perempuan dan melawan terorisme.

"Jika orang-orang yang bertanggung jawab atas Hadiah Nobel yang objektif, Syekh Aaidh akan menjadi pemenang pertama," tulis Majari dalam artikelnya seperti dilansir dari laman Al Arabiya, Kamis (14/2) malam.

Syekh Aaidh, yang saat ini menetap di Arab Saudi ini tidak mengungkapkan alasannya menolak jika mendapatkan Nobel Perdamaian.

"Saya menolak nobel perdamaian, dan saya dengan hormat meminta komite yang bertanggung jawab untuk tidak mencalonkan saya," ungkapnya. Ia juga mengucapkan terima kasih untuk koran itu dan kepada Ibrahim.

Syekh Aaidh terkenal dengan bukunya berjudul 'Jangan Sedih' (La Tahzan) yang terjual lebih dari 10 juta kopi. Tapi pria yang memiliki lebih dari 2,5 juta pengikut di twitter itu, baru-baru ini menghadapi krisis kredibilitas.

Seorang penulis perempuan Salwa al-Aededan menuduh Syekh Aaidh menjiplak karyanya dari buku yang dia tulis berjudul 'Ini Bagaimana Mereka Mengalahkan Putus Asa' (Hakada Hazamo al-Ya'as).

Penulis perempuan yang juga dari Arab Saudi ini juga mengaku Syekh Aaidh menawarkan 10 ribu riyal Saudi atau sekitar 2.600 dolar Amerika Serikat (AS) kepadanya.

Aededan kemudian menuntut Syekh Aaidh di pengadilan Arab Saudi dengan tuduhan plagiarisme. Pengadilan memenangkan gugatannya dan perempuan ini akhirnya mendapat 300 ribu riyal atau sekitar 80 ribu dolar AS.

Pengadilan juga menjatuhkan denda 30 ribu riyal Saudi atau sekitar 8 ribu dolar AS yang harus dibayarkan Syekh Aaidh kepada pemerintah Arab Saudi. Buku Syekh Aaidh juga ditarik dari toko buku dan dilarang memasuki negara itu. Seorang penyair dari Mesir Samir Faraj juga mengklaim Sheikh Aaidh mencuri beberapa puisi-puisinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement