Rabu 03 Apr 2013 00:15 WIB

Kisah Invasi AS ke Irak: Semua Demi Minyak

Rep: Teguh Setiawan / Red: M Irwan Ariefyanto
Serangan bom bunuh diri terus melanda Irak. (ilustrasi)
Foto: 1
1

Setidaknya ada dua nama yang berperan penting dalam situasi ini; Achmad Chalabi, pembangkang nomor wahid Irak, dan Bernard Lewis, sejarawan Yahudi yang memicu Islamofobia di Eropa dan godfather kelompok neo-conservatif di Washington.

Chalabi memberikan data intelejen tentang 30 situs penimbunan senjata kimia, biologis, dan pemusnah massal milik Saddam Hussein. Ia juga berceloteh tentang adanya program nuklir Irak. Lewis meyakinkan pentingnya perang ini agar AS bisa mengontrol sumur-sumur minyak di dunia Islam.

Tidak ingin berlama-lama lagi menginvasi Irak, Blair dan Bush menggunakan data Chalabi sebagai pembenar. Pers di seluruh dunia terus memberitakan alasan Paman Sam dan Inggris sampai terbentuk ‘kebenaran’ yang diterima secara umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement