Jumat 14 Jun 2013 12:30 WIB

Warga Suriah Jual Barang Pribadi untuk Bertahan Hidup

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
Warga Suriah berjalan di tempat pusat ledakan bom bunuh diri di Damaskus, dari foto Kantor Berita Suriah, SANA.
Foto: Reuters
Warga Suriah berjalan di tempat pusat ledakan bom bunuh diri di Damaskus, dari foto Kantor Berita Suriah, SANA.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Warga Aleppo di Suriah mulai menjual barang-barang pribadi untuk bertahan hidup di tengah perang sengit antara oposisi dan pasukan pemerintah.

Abu Ahmad yang keluarganya berlindung di Aleppo mencoba menjual harta paling berharga di rumahnya, sebuah AC. Ayah dari dua orang anak itu juga mencoba menjual televisi bersama dengan koleksi barang lainnya termasuk raket tenis. "Ketika saya mengambilnya, anak-anak mulai menangis, " ujar Ahmad dikutip Al-Arabiya, Jumat (14/6).

Dia mengaku tidak akan mendapatkan banyak uang. "TV ini tidak lagi berarti apa-apa. Sebuah televisi yang pernah dijual seharga 3.000 pound Suriah, kini tidak lebih dari 1.000 pound Suriah karena kurangnya listrik," ungkapnya.

Di Aleppo, di mana harga melonjak sejak pecahnya perang, uang dihabiskan dengan cepat. Sejumlah barang yang populer dijual di pasar antaralain adalah lilin karena kurangnya listrik. Sebuah pom bensin di distrik timur laut dari Salhin menjadi tempat bagi puluhan pria dan anak-anak yang menawarkan barang dengan membentangkan kain di atas tanah. Di dekat mereka, ada dua orang yang menjual unggas hidup serta banyak barang dagangan lain.

Banyak orang menanggangur setelah pecah perang. Saleh, 16 tahun, mengeluarkan kamera tua dari tas kulit untuk dijual. "Tak seorang pun di rumah memiliki pekerjaan, dan ayah saya sudah meninggal. Saya datang untuk menjual kamera ini untuk memberi makan saudara-saudara," ungkap Saleh. Saleh didekati satu pembeli yang menawarinya 100 pound Suriah atau sekitar 1 dolar AS untuk kamera tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement