Rabu 19 Jun 2013 10:04 WIB

Pentagon Berencana Tempatkan Tentara Wanita di Garis Depan Perang

Rep: Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Tentara wanita AS
Foto: global muslim
Tentara wanita AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat tertinggi militer Amerika Serikat (AS) mengungkap rencana menempatkan wanita dalam posisi garis depan perang.

Rencana yang disebut sebagai lapangan pekerjaan tanpa membedakan gender tersebut dinilai membutuhkan penelitian beberapa tahun, pendidikan, dan pelatihan.

"Saya pikir kuncinya adalah menyiapkan untuk sukses dan memastikan mereka memiliki waktu untuk melakukannya dengan benar," ujar Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) di Pentagon, Juliet Beyler dikutip Reuters.

Langkah untuk membuka pekerjaan tempur bagi wanita tersebut dilakukan setelah belasan tahun perang di Irak dan Afganistan. Dalam perang itu, sering tidak ada kejelasan siapa yang ada di garis depan. Namun, lebih dari 150 wanita tewas dalam perang, dan hampir 1.000 orang terluka.

Meski demikian, rencana itu mengingatkan pada serangkaian skandal pelecehan seksual dalam militer. Pertanyaan tentang perlakuan terhadap wanita di militer AS pun menjadi perhatian.

Menurut AS, pengucilan wanita dari garis depan pertempuran menjadi masalah karena menjadikan mereka berada di status kelas dua dalam budaya prajurit.

Sekretaris Pertahanan, Leon Panetta, Jenderal Angkatan Darat, Martin Dempsey, Ketua Kepala Staf Gabungan pun mencabut aturan pembatasan wanita dari pertempuran langsung pada Januari lalu.

Diperkirakan 237 ribu lapangan kerja bagi wanita di angkatan bersenjata AS akan dibuka setelah keputusan tersebut. Penerimaan posisi baru akan dibuka berdasarkan standar kinerja yang netral gender. Integrasi wanita dalam pertempuran direncanakan mulai 1 Januari 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement