Ahad 30 Jun 2013 08:37 WIB

AS Rayu Ekuador Tolak Suaka Snowden

Edward Snowden
Foto: AP/The Guardian
Edward Snowden

REPUBLIKA.CO.ID, AROMOM -- Presiden Ekuador, Rafael Correa, mengatakan dirinya telah berbicara dengan Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tentang Edward Snowden.

Correa juga mengatakan bahwa Wapres AS itu meminta Ekuador untuk menolak permintaan suaka yang diajukan oleh sang pembocor rahasia intelijen yang jadi buronan AS itu.

Correa mengatakan Ekuador akan melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat sebelum mengambil keputusan. Namun pada akhirnya, semua akan tergantung pada pemerintah Ekuador apakah pihaknya akan memberikan suaka bagi Snowden atau tidak.

Snowden telah melakukan pembocoran informasi yang menggegerkan tentang pengintaian rahasia yang dilakukan AS terhadap catatan pembicaraan telepon serta lalu lintas informasi di internet.

Correa mengatakan bahwa pembicaraan dengan Biden berlangsung hari Jumat. Biden menelepon dan menyampaikan permintaan dengan sopan dari Amerika Serikat agar Ekuador menolak permintaan suaka Snowden.

"Bapak Wakil Presiden, terima kasih atas teleponnya. Kami sangat menghormati Amerika Serikat. Kami tidak ingin berada pada situasi ini. Kami tidak mengerti adanya pemikiran bahwa kami anti-Amerika, seperti yang digambarkan oleh perusahaan-perusahaan media yang berniat buruk," kata Correa mengungkapkan isi pembicaraan teleponnya dengan Biden.

Correa mengatakan ia menjelaskan kepada Biden bahwa Ekuador tidak bisa memproses permintaan suaka Snowden karena ia tidak secara fisik berada di negara Amerika Selatan itu.

"Kalau ia datang ke wilayah Ekuador lalu melakukannya (suaka) dan kami harus memproses permintaan tersebut, pihak pertama yang akan kami perlukan pandangannya adalah Amerika Serikat," ujarnya.

Snowden, yang saat ini bertahan di wilayah transit sebuah bandar udara di Moskow setelah meninggalkan Hong Kong, meminta suaka kepada Ekuador pada pekan lalu.

Ekuador telah memberikan suaka bagi pendiri Wikileaks, Julian Assange, di kedutaan besarnya di London dalam satu tahun terakhir ini.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement