Selasa 17 Sep 2013 07:03 WIB

Parlemen Brasil Berupaya Temui Snowden di Rusia

June 21, 2013 file photo, a banner supporting Edward Snowden, a former CIA employee who leaked top-secret documents about sweeping US surveillance programs, is displayed at Central, Hong Kong's business district. (Illustrati)
Foto: AP/Kin Cheung
June 21, 2013 file photo, a banner supporting Edward Snowden, a former CIA employee who leaked top-secret documents about sweeping US surveillance programs, is displayed at Central, Hong Kong's business district. (Illustrati)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para anggota parlemen di Brazil sedang berupaya untuk menemui mantan konsultan intelijen yang saat ini menjadi buruan Amerika Serikat, Edward Snowden, kata para pejabat, Senin.

Snowden sebelumnya telah membocorkan dokumen-dokumen rahasia yang menunjukkan adanya dugaan bahwa Amerika Serikat memata-matai gerak-gerik Brazil di dunia maya.

Para anggota komite hubungan luar negeri dan pertahanan dewan perwakilan rakyat Brazil pada hari Selasa akan bertemu dengan Duta Besar Rusia di Brasilia, Sergey Pogossovith Akopov.

Pertemuan itu dimanfaatkan para anggota parlemen Brazil untuk melihat kemungkinan panel kongres Brazil melakukan pertemuan dengan Snowden, buronan AS yang mendapatkan suaka di Rusia.

"Tugas kita adalah untuk memastikan kebenaran tentang program (kegiatan mata-mata AS)," kata ketua komite, Nelson Pellegrino.

Stasiun televisi Brazil, Globo, sebelumnya melaporkan bahwa Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) telah melakukan penyadapan terhadap Presiden Brazil Dilma Rousseff, beberapa asistennya serta perusahaan minyak raksasa milik pemerintah, Petrobras.

Mereka mengeluarkan laporan itu berdasarkan informasi yang didapat dari Glenn Greenwald, seorang penulis di dunia maya dan kolumnis bagi surat kabar Guardian, yang memiliki berkas-berkas rahasia dari Snowden.

Ketika tuduhan-tuduhan pertama muncul pada awal bulan ini, pemerintah Brazil memanggil duta besar AS menyangkut masalah tersebut.

Rousseff juga telah menghentikan persiapan kunjungan ke Amerika Serikat, yang sebelumnya dijadwalkan akan dilangsungkan pada 23 Oktober, menunggu penjelasan dari Washington tentang tuduhan-tuduhan itu.

Kendati demikian, dugaan kegiatan mata-mata AS terhadap Petrobras tidak akan menyebabkan penundaan terhadap lelang lapangan minyak bumi yang dijadwalkan berlangsung bulan depan, kata seorang pejabat pemerintah Brazil pekan ini.

Penemuan lapangan sangat luas yang disebut Libra itu menandai penemuan terbesar lapangan minyak dalam sejarah Brazil.

Lapangan yang baru ditemukan itu diyakini memiliki antara delapan hingga 12 barel minyak yang bisa diperbarui, dan mencakup wilayah seluas 1.500 kilometer persegi.

Pembocoran-pembocoran rahasia yang dilakukan Snowden terus muncul di koran Inggris, Guardian, dan berbagai macam media lainnya. Amerika Serikat menginginkan Rusia menyerahkan Snowden untuk diperiksa atas pembocoran-pembocoran yang terjadi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement