Kamis 14 Nov 2013 11:46 WIB

Palestina Geram Israel Perluas Permukiman Yahudi

Permukiman Yahudi Tepi Barat
Foto: Reuters
Permukiman Yahudi Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pemimpin Palestina geram mendengar pengumuman Israel yang bakal membangun 20 ribu rumah baru di permukiman baru Yahudi. Palestina menegaskan, pembangunan rumah baru itu membuat perdamaian langsung dengan Israel bakal mengalami kebuntuan.

Tapi, Israel segera mengakhiri menghentikan langkahnya setelah pemimpin perundingan Palestina, Saeb Erakat memperingatkan, pihaknya bakal menghentikan perundingan damai, jika Negeri Zionis itu tidak membatalkan pembangunan tersebut.

"Presiden Mahmoud Abbas menginstruksikan tim perunding agar mengadakan kontak segera dengan Washington, Rusia, Cina dan Uni Eropa guna mendesak mereka agar segera campur-tangan," kata Erakat.

"Karena Israel berkeras untuk melakukan perluasan permukiman, itu berarti Israel memukul seluruh proses perdamaian."

Keputusan Israel memperluas permukiman menjadi pukulan bagi perundingan damai. Palestina menyebut perundingan damai bakal runtuh menyusul rencana Israel tersebut.

"Jika pembicaraan berhenti, pilihan kami akan terbuka dan kami takkan pernah membiarkan permukiman dengan terus mengadakan pembicaraan," kata Palestina.

Amerika Serikat yang menjadi penengah dalam pembicaraan damai tersebut, berulang kali menyampaikan keprihatinannya terhadap rencana anyar Israel tersebut. Pembicaraan langsung Palestina-Israel dilanjutkan di Washington pada penghujung Juli, setelah terhenti selama tiga tahun.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement