Kamis 21 Nov 2013 16:02 WIB

Kegiatan Mahasiswa Indonesia di Australia Masih Normal

Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Kegiatan belajar mahasiswa Indonesia di Australia tidak terpengaruh dengan kondisi politik kedua negara. Hingga Kamis (21/11) masih berjalan normal dan sangat kondusif.

"Menurut pengamatan saya pribadi sebagai mahasiswa kondisi belajar di Australia hingga saat ini masih berjalan normal dan sangat kondusif," kata salah satu mahasiswa, Azhari Yahya di Australia melalui surat elektronik.

Azhari yang merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh yang mengambil program doktor di Monash University, Melbourne, Australia itu menyatakan sejauh ini isu penyadapan itu belum ada dampak apa-apa terhadap kelangsungan studi mahasiswa Indonesia di Australia.

Azhari yang pernah menjadi Ketua Monash Indonesian Islamic Society (MIIS) periode 2009-2010 juga menyebutkan bahwa hubungan pertemanan dengan teman-teman Australia, baik di kampus maupun di luar kampus, juga tetap berjalan normal. Pun, hubungan dengan para dosen asal Australia, semuanya berjalan fair seakan tak ada isu apa-apa.

"Sampai saat ini belum ada instruksi apa-apa yang kami terima baik dari Pemerintah Australia maupun Indonesia (KBRI Canberra dan KJRI Melbourne)," katanya.

Azhari mengatakan isu perpolitikan yang pembicaraannya masih berada di level atas itu tidak membuat mahasiswa Aceh dan teman-teman lainnya yang berasal dari provinsi lain di Indonesia surut dalam belajar.

"Aktifitas keseharian kami sama sekali tidak terpengaruh dengan isu-isu penyadapan tersebut. Di lingkungan kampus isu-isu itu hanya sebatas pembicaraan dan diskusi-diskusi belaka, tidak sampai berujung pada aksi nyata," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Luar Negeri Indonesia memanggil pulang Duta Besar untuk Australia di Canberra sebagai jawaban kekecewaan atas insiden penyadapan terhadap Kepala Negara.

"Kami memanggil pulang Duta Besar untuk Australia di Canberra Nadjib Riphat guna melakukan konsultasi dan memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di Australia," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa saat konferensi pers di Jakarta, Senin (18/11).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement