Sabtu 28 Dec 2013 21:18 WIB

Pasar di Aleppo di Bom, Dua Anak-anak dan 18 Warga Sipil Tewas

Tentara dan regu penyelamat saat memeriksa lokasi bom bunuh diri yang menewaskan 30 orang di Hama, Suriah
Foto: AFP/Sana
Tentara dan regu penyelamat saat memeriksa lokasi bom bunuh diri yang menewaskan 30 orang di Hama, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Helikopter-helikopter menjatuhkan bom-bom ke satu pasar sayur dan dekat satu rumah sakit di kota Aleppo, Suriah utara, menewaskan setidaknya 20 warga sipil termasuk dua anak-anak, Sabtu, kata satu kelompok pemantau.

Jumlah orang yang tewas meningkat menjadi 20 orang termasuk dua anak-anak, seorang wanita dan seorang pegiat media," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

Komisi Umum Revolusi Suriah, satu jaringan pegiat di lapangan, menyebut itu sebagai "satu pembunuhan".

"Serangan itu ditujukan pada satu pasar yang ramai pengunjung di mana orang berbelanja sayuran dan kebutuhan rumah tangga lainnya," katanya. "Banyak gedung hancur, dan satu ambruk.

Menurut SOHR dan para pegiat di Aleppo, pemerintah Presiden Bashar al-Assad melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Aleppo dan desa-desa terdekat sejak 15 Desember, menewaskan lebih dari 400 orang, sebagian besar warga sipil.

Pesawat-pesawat tempur melancarkan serangan roket-roket dan helikopter-helikopter menjatuhkan apa yang disebut bom-bom tandan, sering di daerah-daerah yang padat penduduk, menteror penduduk di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.

Organisasi-organisasi hak asasi manusia serta negara-negara Arab dan barat mengecam serangan itu sebagai "todak pandang bulu" dan "tidak sah" sementara pemerintah Bashar mengatakan serangan itu ditujukan terhadap "para teroris".

Para pegiat mengatakan Ahmad al-Hajji,seorang pegiat anti-pemerintah yang independen, termasuk di antara mereka yang tewas Jumat.

Para pegiat mendistribusikan rekaman percakapan Hajji yang ikut serta dalam satu diskusi mengenai Suriah yang disiarkan langsung pada satu stasiun televisi resmi beberapa bulan dalam pemerontakan anti-Bashar.

"Hentikan nemperlakukan kami seperti orang-orang tolol," kata Hajji, menyerukan "semua media di Suriah, baik pemerintah maupun swasta... menunjukkan bagaimana demonstrasi-demonstrasi ditekan. Kami harus melindungi demonstrasi-demonstrasi ini."

Perang di Suriah meletus setelah pemerintah Bashar menindak tegas terhadap para pembangkang, saat pemberontakan "Arab Spring" meletus, yang menyerukan bagi perubahan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement