Rabu 08 Jan 2014 11:55 WIB

Lebanon Resmi Diundang ke Konferensi Jenewa II

Ban Ki Moon
Foto: blogs.reuters.com
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lebanon pada Selasa (7/1) menerima undangan untuk menghadiri Konferensi Perdamaian Jenewa II mengenai Suriah, yang dijadwalkan diselenggarakan pada 22 Januari, kata kantor berita resmi Lebanon, National News Agency (NNA).

Penjabat Menteri Luar Negeri Lebanon Adnan Mansour, Selasa, menerima undangan dari Sekretaris Jenderal PBB untuk menghadiri pembicaraan perdamaian Jenewa II akhir bulan ini.

Setelah berulangkali ditunda, pembicaraan perdamaian itu akhirnya dijadwalkan berlangsung pada 22 Januari di Montereux, Swiss, dan akan dipimpin oleh Ban, kata Xinhua, Rabu siang.

Pada Senin, Ban mulai mengirim undangan bagi Konferensi Perdamaian Jenewa II, yang menyebutnya "kesempatan unit untuk mengakhiri kerusuhan" di Suriah.

Lebanon menampung satu juta pengungsi Suriah dan dalam kesempatan terpisah telah mengumumkan dukungannya bagi penyelesaian politik krisis Suriah.

Oposisi Suriah belum memutuskan apakah akan menghadiri konferensi tersebut, atau tidak. Sementara itu Amerika Serikat dan Rusia terlibat dalam perundingan mengenai kehadiran Iran.

Tujuan Konferensi Jenewa II ialah memajukan prinsip yang diletakkan dalam Komunike Jenewa, kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney dalam satu taklimat.

Saat menjawab pertanyaan tentang kemungkinan keikutsertaan Iran dalam Konferensi Jenewa II, dalam taklimat pada Senin (6/1), Penjabat Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq menekankan Ban telah mengatakan ia mendukung pemberian undangan kepada Iran.

Namun pada hari yang sama Gedung Putih menyatakan Iran harus menyampaikan komitmennya pada Komunike Jenewa untuk bisa ikut dalam konferensi perdamaian mendatang mengenai krisis Suriah.

Iran, sekutu utama regional bagi Pemerintah Suriah, telah menyatakan Negara Persia itu siap memainkan peran "konstruktif" dalam Konferensi Jenewa II jika diundang.

Sebanyak 30 negara diundang untuk menghadiri pertemuan itu termasuk Arab Saudi, pendukung utama oposisi Suriah, dan juga lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, negara tetangga Suriah: Turki, Irak dan Jordania.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement