Sabtu 18 Jan 2014 12:13 WIB

Usai 'Shutdown', Mall di Bangkok Banting Harga

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani
 Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1).   (Reuters/Chaiwat Subprasom)
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1). (Reuters/Chaiwat Subprasom)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pedagang dan hotel di wilayah Ratchaprasong menawarkan promosi besar-besaran untuk menarik kembali minat pengunjung. Sebagian besar pedagang mengaku penjualan menurun 60 persen selama dua hari terakhir akibat aksi unjuk rasa menentang pemerintah.

"Kami harus berkomunikasi dengan wisatawan dan pengunjung lokal bahwa situasi aman. Sebagai bentuk pengamanan kami memiliki 1.500 kamera pengawas dan 1.700 staf keamanan," ujar Presiden Asosiasi Pedagang Ratchaprasong Square (RSTA), seperti dilansir Bangkok Post, Sabtu (18/1).

Jika terjadi kekerasan, penyebabnya bisa diketahui dalam 15 menit. Pengelola juga memberi informasi rute jalan menuju tempat perbelanjaan.

Anggota RSTA memberi diskon hingga 80 persen untuk produk fesyen dan gaya hidup, 30 persen untuk makanan dan 40 persen untuk hotel. Cukup mengejutkan, pendapatan di area ini meningkat saat dua hari "Bangkok shutdown" pada 13-14 Januari dibandingkan hari biasa, terutama untuk makanan.

Sekitar 90 persen para pekerja di wilayah sekitarnya juga telah beraktivitas dengan normal. Ratchaprasong biasanya dikunjungi wisatawan, pekerja dan pengunjung lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement