Senin 27 Jan 2014 07:39 WIB

Snowden: Saya Tak Bisa Tidur Nyenyak

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Edward Snowden
Foto: AP PHOTO
Edward Snowden

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Mantan staf National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden mengatakan kepada televisi Jerman pada Ahad (26/1) waktu setempat bahwa para pejabat Pemerintah AS ingin membunuhnya sebab ia membocorkan dokumen-dokumen rahasia tentang koleksi catatan telepon dan email milik NSA.

Snowden dalam wawancara televisi pertamanya ini mengatakan bahwa dia percaya NSA juga telah menyadap pejabat Pemerintah Jerman bersama dengan Kanselir Angela Merkel. Pria berkacamata ini merasa dia tak bisa tidur nyenyak karena pilihannya yang telah memberikan informasi kepada publik internasional perihal kegiatan NSA.

"Saya masih hidup namun tak bisa tidur nyenyak setelah melakukan semua ini. Namun ini adalah hal paling tepat yang telah saya lakukan," ujar Snowden, dilansir dari Reuters, Senin (27/1).

Wawancara enam jam yang ditayangkan dalam 40 menit itu dilakukan di Moskow Suite Hotel. Snowden menambahkan pejabat Pemerintah AS telah mengatakan padanya bahwa mereka senang jika bisa menempatkan peluru di kepalanya atau meracuninya ketika keluar dari supermarket, termasuk menyaksikannya mati di kamar mandi.

"Apa yang bisa kukatakan adalah Angela Merkel juga dipantau oleh NSA. Sangat tidak mungkin bahwa hanya Merkel saja yang mereka sadap, melainkan juga penasihat, pekabat pemerintah, menteri, kepala industri, hingga pejabat pemerintah lokal (di Jerman)," ujar Snowden.

Bahkan, jika ada informasi tentang Siemens (salah satu industri andalan Jerman) yang bermanfaat bagi kepentingan nasional AS, meski itu tidak ada hubungannya dengan keamanan nasional, maka NSA menurut Snowden akan tetap mencuri tahu informasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement