Kamis 06 Feb 2014 06:09 WIB

Jerman Khawatirkan Kebebasan Pers di Mesir

Rep: Riga Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aljazeera
Foto: digitalproductionme.com
Aljazeera

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN—Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier menyuarakan keprihatinan atas kebebasan media di Mesir, Rabu (5/2). Pasalnya, penguasa Mesir telah menahan sejumlah wartawan Al-Jazeera yang dituduh telah menjadi bagian dari’’sel teror’’.

Dikutip dari laman AFP, Frank-Walter Steinmeier mengatakan, Berlin melihat perkembangan yang mengkhawatirkan di bidang kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Mesir. Hal ini disampaikan saat pertemuan dengan Menlu Mesir Nabil Fahmi di Berlin, Jerman.

Menurut Steinmeier hal ini penting bagi hubungan bilateral kedua negara. Khususnya, untuk menjamin jalannya proses politik di Afrika Utara bahwa Mesir berhasil dalam transisi ke demokrasi.

Penguasa Mesir menuduh Aljazeera mendukung Ikhawanul Muslimin, yang digulingkan dari kekuasan oleh militer pada Juli 2013 lalu. Aljazeera juga dituding memberitakan gambaran palsu Mesir kepada dunia luar.

Sebelumnya, tiga orang jurnalis Aljazeera ditangkap penguasa pada 29 Desember 2013 lalu di sebuah hotel di Kairo Mesir. Ke tiganya adalah Peter Greste, Mohamed Adel Fahmy, dan Baher Mohamed. Secara terpisah, pekan lalu dua wartawan dan seorang sopir yang bekerja untuk televisi publik ARD Jerman diserang dan terluka oleh orang banyak.

Menlu Mesir, Nabil Fahmy mengatakan bahwa Mesir menyatakan komitmen untuk membangun sebuah negara demokratis dan bebas. Di mana negara memberikan keterbukaan untuk berekspresi secara damai di bawah konstitusi dan hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement