Ahad 23 Feb 2014 19:44 WIB

Angka Demografi Warga Yahudi Terancam

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Citra Listya Rini
Warga Yahudi
Foto: info palestina
Warga Yahudi

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Angka demografi warga Yahudi kini tengah menjadi isu yang penting bagi Israel. Baru-baru ini negara itu menyatakan penduduk Yahudi saat ini telah mencapai angka enam juta penduduk untuk pertama kalinya.  

“Berita ini menggembirakan bahwa ada lebih dari enam juta orang Yahudi di Israel,” kata Kepala Sejarawan Yad Vashem, museum Holocaust Israel, Dina Porat. 

Tentu, angka itu patut dirayakan oleh warga Yahudi. Namun, jumlah tersebut dinilai masih belum cukup. Kantor Biro Pusat Statistik Palestina pun memprediksi jumlah warga Arab di Israel dan Palestina akan sama dengan jumlah penduduk Yahudi pada 2016 nanti.

Bahkan, diprediksi jumlah penduduk Yahudi akan melebihi angka itu dengan jumlah angka kelahiran Palestina yanglebih tinggi. Menurut data laporan, terdapat 5,8 juta warga Palestina di Tepi Barat, Gaza, Yerusalem Timur, dan Israel. Namun, tahun 2020 nanti, jumlah warga Palestina akan lebih tinggi dari Israel.

Jumlah penduduk Palestina akan mencapai 7,2 juta, sedangkan Yahudi hanyasebanyak 6,9 juta. Meskipun tingkat kesuburan merupakan masalah privasi, namun bagi konflik Israel dan Palestina, hal ini menjadi isu yang penting.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan kondisi itu sebagai sebuah perlombaan ketinggian demografi. Jumlah pertumbuhan penduduk Yahudi dan Palestina ini pun menjadi pembahasan yang menarik bagiIsrael. Karena, jika nantinya pertumbuhan populasi penduduk Palestina lebih meningkat dibanding Yahudi Israel, maka Israel tidak lagi bisa menjadi negara Yahudi.

Bagi Israel, tentu saja kondisi itu menjadi permasalahan sendiri dan mereka pun menyebutnya sebagai ‘bom waktu demografi’. Peringatan ancaman demografi itu juga diungkapkan oleh Kerry. Menurutnya, apabila Israel gagalmeningkatkan kesuburan, maka Israel tidak dapat mempertahankan statusnya sebagai negara Yahudi.

Tak hanya itu, Menteri Keuangan Israel Yair Lapid juga menyatakan hal yang sama. “Palestina yang tidak terpisahdengan Israel, menjadi ancaman yang nyata terhadap eksistensi Israel sebagainegara Yahudi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement