Rabu 26 Feb 2014 00:18 WIB

Kabinet Mesir Dibibubarkan: Antara Konflik Ekonomi dan Politik

Rep: elba damhuri/ Red: Taufik Rachman
Konflik di Mesir
Foto: Youtube
Konflik di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Keputusan PM Hazem el-Beblawi membubarkan kabinet memunculkan banyak spekulasi di Mesir. Media dan pengamat Mesir mengungkapkan, sedikitnya ada empat alasan di balik pembubaran tersebut.

Pertama, ungkap koran terbesar Mesir Al Ahram, pembubaran terkait dengan suksesi kepemimpinan politik di Mesir. Langkah el-Beblawi ini dinilai akan membuka jalan mulus bagi tentara masuk ke dalam ranah politik sipil.

"Panglima militer bisa maju menjadi kandidat presiden pada pemilihan presiden mendatang," kata Al Ahram, Selasa (25/2).

Panglima Militer dan Menteri Pertahanan Jenderal Abdel-Fattah el-Sisi termasuk menteri yang ikut mundur. El-Sisi akan maju sebagai calon presiden menggantikan Presiden Adly Mansour. Sesuai hukum Mesir, tentara dan polisi aktif tidak boleh menduduki kantor-kantor pemerintahan.

Kedua, masih menurut Al Ahram, pembubaran kabinet memungkinkan Presiden Mansour untuk mengamandemen UU terkait dengan pemilu. Amandemen ini akan mengatur proses pelaksanaan pemilu.

El-Sisi, kata Al Ahram, diprediksi akan mengumumkan pencalonannya usai perubahan UU tersebut. "Skenarionya, PM El-Beblawi mundur, Presiden Mansour menggolkan UU Pemilu, dan Jenderal El-Sisi menjadi calon presiden," tulis Al Ahram.

Ketiga, Al Ahram menyebut pembubaran kabinet mendadak ini terkait dengan makin memudarnya popularitas El-Sisi belakangan ini. Jenderal yang diangkat semasa Muhammad Mursi menjadi presiden Mesir itu sempat menikmati popularitas tinggi.

Namun, sekarang makin memudar. Di kalangan anak-anak muda, nama El-Sisi tidak lagi menjadi perhatian mereka. Menurut Al Ahram, kondisi memaksa terjadinya pembubaran kabinet untuk menyelamatkan ambisi El-Sisi menjadi presiden Mesir.

Turunnya popularitas El-Sisi tak lepas dari kebijakan pemerintah sementara yang menahan aktivis dan demonstran dari kalangan sekuler. Pada sisi lain, kaum buruh juga kecewa dengan kebijakan pemerintah dan terus melakukan aksi demonstrasi.

Keempat, pembubaran kabinet terkait dengan masalah ekonomi Mesir yang makin buruk. Rakyat sulit mendapat kerja, pabrik tidak bisa beroperasi, dan mati lampu terjadi di mana-mana.

Abdallah Schleifer, profesor emeritus jurnalistik di Universitas American di Kairo, mengatakan, persoalan ekonomi makin menyudutkan posisi pemerintah sementara Mesir. Dengan begitu, tidak ada pilihan bagi El-Beblawi kecuali mundur.

Ia juga setuju masalah suksesi kepemimpinan dan perlawanan kaum muda kepada pemerintah sementara ikut mendorong pembubaran. "Saya saja setiap malam menghabiskan hari tanpa listrk," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement