REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Tentara Thailand menyesuaikan bunker militer, yang dibangun di dekat tempat wisata di ibu kota Bangkok, untuk membuat sarana itu terlihat lebih lembut dan berbaur dengan lingkungan, kata juru bicara militer pada Jumat.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Winthai Suvari mengatakan, penyesuaian itu sejalan dengan perintah perdana menteri sementara Yingluck Shinawatra, yang merangkap menteri pertahanan sementara. Yingluck sebelumnya meminta tentara untuk menyesuaikan bunker itu karena takut bahwa mereka mungkin menakut-nakuti wisatawan dan mencederai citra negara.
Untuk melindungi para pengunjuk rasa, tentara memasang 176 bunker militer dan pos pemeriksaan di ibu kota setelah sering terjadi serangan dekat dan di lokasi demonstrasi Komite Reformasi Demokrasi Rakyat (PDRC) anti-pemerintah.
Para korban protes politik di Bangkok sejak bentrokan di Universitas Ramkhamhaeng pada 30 November telah mencapai 20 kematian, dengan 728 luka-luka, sementara 15 orang masih dirawat di rumah sakit. Baru-baru ini para pengunjuk rasa telah memindahkan lokasi demonstrasi mereka dan berkumpul di satu-satunya lokasi di Taman Lumpini.
Kolonel Winthai meyakinkan masyarakat bahwa bunker tersebut tidak akan menimbulkan masalah bagi mereka. Tentara pada satu 'emplacement' tersebut mengatakan kepada wartawan Kantor Berita Thailand (TNA) bahwa mereka telah menempatkan beberapa pot bunga untuk menghias bunker mereka selama beberapa waktu, dan tak lama kemudian warga Bangkok mulai membawa lebih banyak pot lagi.