Selasa 16 May 2023 11:28 WIB

Pemimpin Oposisi Umumkan Siap Menjadi PM Thailand yang Baru

Pita Limjaroenrat telah mengumumkan siap untuk menjadi Perdana Menteri Thailand

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Pita Limjaroenrat, pemimpin Partai Maju berbicara kepada media saat mengumumkan kemenangan dalam pemilihan umum hari Ahad di markas partai di Bangkok, Senin (15/5/2023). Surat suara yang dihitung hari Senin menunjukkan para pemilih di Thailand menginginkan perubahan setelah sembilan tahun di bawah mantan jenderal yang merebut kekuasaan melalui kudeta, dengan partai oposisi utama dengan mudah mengalahkan pesaing lainnya dalam pemilihan umum.
Foto: AP Photo/Wason Wanichakorn
Pita Limjaroenrat, pemimpin Partai Maju berbicara kepada media saat mengumumkan kemenangan dalam pemilihan umum hari Ahad di markas partai di Bangkok, Senin (15/5/2023). Surat suara yang dihitung hari Senin menunjukkan para pemilih di Thailand menginginkan perubahan setelah sembilan tahun di bawah mantan jenderal yang merebut kekuasaan melalui kudeta, dengan partai oposisi utama dengan mudah mengalahkan pesaing lainnya dalam pemilihan umum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemimpin Move Forward, Pita Limjaroenrat, telah mengumumkan siap untuk menjadi perdana menteri Thailand berikutnya. Partai yang dipimpinnya berhasil mencetak kemenangan mengejutkan dalam pemilihan umum 14 Mei.

"Rekan-rekan warga yang terhormat, hari ini saya, Pita Limjaroenrat, 'jelas' dan 'siap' untuk menjadi Perdana Menteri Thailand ke-30,” ujar pria berusia 42 mengumumkan di Twitter.

Baca Juga

“Kami berbagi mimpi dan harapan yang sama, dan kami yakin Thailand yang kami cintai bisa menjadi lebih baik. Perubahan itu mungkin jika kita mulai melakukannya dari hari ini... Impian dan harapan kita 'sederhana dan lugas'," ujarnya.

Pita menegaskan sikapnya terhadap kelompok yang setuju dan tidak setuju dengan keinginannya sebagai perdana menteri baru. "Apakah Anda memilih saya atau tidak, saya akan melayani Anda," ujar lulusan Harvard tersebut dikutip dari nationthailand.

Pita menjelaskan bahwa partainya dan lima calon mitra koalisinya, termasuk Pheu Thai, akan mengamankan 309 kursi di majelis rendah parlemen yang berkapasitas 500 kursi. Namun, untuk dapat menjadi perdana menteri, dia harus mampu memimpin mayoritas dalam sidang legislatif bikameral yang mencakup 250 anggota Senat yang ditunjuk militer. Dia masih membutuhkan 376 anggota sidang gabungan untuk memilihnya sebagai pemimpin pemerintahan.

Beberapa senator telah menyatakan tetap memegang nilai-nilai yang berbeda dengan agenda reformasi Pita. Move Forward menyatakan ingin mengubah undang-undang penghinaan kerajaan yang ketat.

Belum lagi Pita kemungkinan akan berhadapan dengan pengadilan usai tuduhan dinilai melanggar aturan pemilu, karena memiliki saham di sebuah perusahaan media. Pita mengaku siap menjelaskan tidak ada kesalahan dan tudingan itu hanya pengalih perhatian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement