Jumat 21 Mar 2014 08:12 WIB

AS: Rusia Janji Tak Akan Serang Ukraina Timur

Peta Ukraina
Foto: VOA
Peta Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, ANTARA-- Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dalam pembicaraan telepon hari Kamis, menjanjikan mitranya dari Amerika Serikat Chuck Hagel Moskow tidak akan menyerang wilayah timur Ukraina.

Dalam kesempatan itu, Hagel menyuarakan keprihatinan tentang pergerakan militer Rusia namun Shoigu menjamin bahwa "pasukan yang telah ditempatkannya di sepanjang perbatasan hanyalah untuk melakukan latihan dan mereka tidak berniat memasuki perbatasan Ukraina dan bahwa mereka tidak akan melakukan aksi agresif," kata juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby kepada para wartawan.

Menteri pertahanan AS juga menanyakan berapa lama "latihan" militer itu akan dilangsungkan namun Shoigu "tidak memiliki kerangka waktu yang pasti soal itu," kata Kirby. Shoigu berjanji bahwa Rusia tidak akan mengirimkan pasukan ke wilayah timur Ukraina dan "harapan (Hagel) adalah ia (Shoigu) akan memenuhi janji-janjinya itu," katanya.

Janji Moskow kepada Washington itu disampaikan ketika Ukraina memperingatkan bahwa pihaknya akan bereaksi terhadap aksi militer apapun jika Rusia berupaya mencaplok wilayah-wilayah timur negaranya, yang sebagian besar dihuni oleh penduduk berbahasa Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan, Rabu, persekutuan itu khawatir bahwa Rusia kemungkinan akan terus mendorong di luar Krimea ke Ukraina bagian timur. Hagel, sementara itu, kembali menyatakan desakan AS agar Rusia menurunkan ketegangan dan mengembalikan kesatuan wilayah Ukraina.

Ketika ditanya apakah peningkatan jumlah pasukan Rusia yang terus-menerus di dekat perbatasan Ukraina mejadi pemicu adanya pembicaraan telepon oleh Hagel, Kirby mengatakan, "Menurut saya (pembicaraan telepon) itu didesak oleh sejumlah hal, ya, bahwa mereka terus-terusan melakukan penambahan (pasukan), dan bahwa kita tidak yakin kita memiliki petunjuk yang jelas soal niat mereka."

Ia menambahkan bahwa kepala Pentagon sadar atas keberadaan militer Rusia di Krimea, "serangan" terhadap sebuah angkatan laut Ukraina, tewasnya seorang tentara Ukraina serta kekhawatiran-kekhawatiran yang dinyatakan oleh menteri pertahanan Kiev.

"Pembicaraan (telepon) itu berlangsung lama, sekira satu jam, dan menurut saya, bisa dikatakan itu dilakukan secara terarah," kata Kirby.

Kedua pemimpin militer itu sepakat untuk terus melakukan dialog kendati adanya ketegangan, ujarnya.

Presiden Barack Obama pada Kamis mengumumkan sanksi-sanksi hukuman baru terhadap aksi pencaplokan oleh Moskow terhadap Rusia, sementara Rusia bereaksi dengan mengeluarkan daftarnya sendiri yang berisi sembilan nama pejabat Amerika Serikat yang mereka kenai sanksi.

Di tengah berlangsungnya krisis Timur-Barat paling buruk sejak berakhirnya era Perang Dingin, Obama menepis kemungkinan penggunaan kekuatan militer di Ukraina. Pada saat yang sama, ia menyatakan tekad untuk mengucilkan Moskow melalui diplomasi dan penerapan sanksi-sanksi.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement