REPUBLIKA.CO.ID, TAMURA -- Untuk pertama kalinya setelah bencana kebocoran reaktor nuklir Fukushima tiga tahun lalu, warga dari distrik yang berjarak 20 kilometer dari pusat reaktor diizinkan kembali ke rumah mereka.
Distrik Miyakoji di Tamura ditutup sejak Maret 2011 sejak pemerintah Jepang mengungsikan warganya akibat gempa dan tsunami yang menimbulkan kebocoran di pusat energi Fukushima.
Pembukaan kembali Distrik Miyakoji, Selasa (1/4), menjadi langkah awal pemulihan pasca bencana atas 357 warga Miyakoji yang sudah lama ingin kembali ke rumah mereka.
Suasana 'pulang kampung' ini diwarnai luapan aneka perasaan warga yang melihat lahan pertanian yang porak-poranda dihantam bencana. Mereka sadar harus berjuang keras harus untuk menormalkan kondisi seperti dulu.
''Para pemuda tak akan kembali,'' kata salah seorang warga, Kitaro Saito (60 tahun), seperti dikutip Japan Today, Selasa (1/4). Saito termasuk salah satu yang menentang dicabutnya larangan dan tidak berencana untuk pulang untuk sementara waktu.
Ia mengatakan pemerintah menggunakan Miyakoji sebagai percobaan seberapa besar peluang keberhasilan pengembalian penduduk ke area dekat pusat bencana.
Bencana nuklir 2011 memaksa 160 ribu orang mengungsi dan sepertiganya masih tinggal di rumah temporal yang tersebar di Prefektur Fukushima sambil menunggu proses dekontaminasi radioaktif oleh pemerintah.