Kamis 10 Apr 2014 12:29 WIB

Sekjen PBB Ingatkan Adanya Pembersihan Etnis di Afrika Tengah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Joko Sadewo
Ribuan Muslim Republik Afrika Tengah (CAR) mengungsi.
Foto: calgaryherald.com
Ribuan Muslim Republik Afrika Tengah (CAR) mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara pada Kamis (10/4) untuk menambah lima ribu pasukan perdamaian PBB di Afrika. Sekjen PBB, Ban Ki-moon, sendiri telah memperingatkan adanya pembersihan etnis berdasarkan agama di Afrika Tengah.

Saat ini, sebanyak enam ribu pasukan perdamaian Afrika dan dua ribu pasukan Prancis tengah berjuang menjaga kekerasan agar tidak kembali terjadi di Afrika Tengah. Aparat kepolisian dan militer Prancis pun memulai patroli jalanan di Bangui.

Sedangkan di ibukota Afrika Tengah, dua pasukan Prancis dilaporkan telah terluka. Menurut juru bicara militer pada Rabu, dilansir dari Reuters, peristiwa itu terjadi sehari sebelum Dewan Keamanan PBB melakukan voting penambahan pasukan penjaga perdamaian baru di Afrika Tengah.

Dua tentara Prancis itu terluka di kakinya ketika seorang pria melemparkan sebuah granat ke arah mereka. "Saat itu, pria tersebut tengah diminta oleh tentara untuk melucuti senjatanya," kata Kapten tentara Prancis Sebastien Isern di Bangui.

Pemberontak Muslim berkuasa pada Maret 2013 dengan menggulingkan Presiden Francois Bozize yang telah berkuasa selama beberapa dekade. Pemimpin pemberontak yang menggantikannya, Presiden Michel Djotodia dituduh telah gagal mencegah pasukannya melakukan tindakan kekerasan, kekerasan, dan pembunuhan warga sipil di negara yang mayoritas dihuni oleh warga Kristen itu.

Sejak konflik itu pecah, ribuan warga telah tewas dan puluhan ribu lainnya meninggalkan negara tersebut. Menurut data PBB, sekitar 1.3 juta warga Afrika Tengah, seperempat dari jumlah populasi, membutuhkan bantuan.

Afrika Tengah merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, seperti emas dan berlian. Namun, kekerasan yang sering terjadi serta pengelolaan yang tidak tepat menyebabkan warganya hidup dalam kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement