Sabtu 12 Apr 2014 19:43 WIB

Jalan Diblokir Milisi, Pengungsi Muslim Afrika Tengah Ketakutan

Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.
Foto: EPA/Legnan Koula
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.

REPUBLIKA.CO.ID, Milisi bersenjata memblokir jalan utama  warga Muslim yang berusaha meninggalkan Republik Afrika Tengah (CAR) menuju Kamerun. Pada Jumat (11/4) kemarin, PBB menyebut milisi ini pun menyerang pengungsi yang kebanyakan orang tua, perempuan dan anak-anak.

Sejumlah pengungsi luka parah akibat ditusuk pisau dan kena tembak senjata api serta banyak yang kekurangan gizi setelah berjalan beberapa bulan. Mereka harus memutar haluan dan memasuki Kamerun melalui tempat pelintasan terpencil, kata Komisaris Tinggi PBB urusan Pengungsi (UNHCR).

"Mereka yang baru tiba mengemukakan kepada rekan-rekan kami milisi telah memblokir jalan-jalan utama ke Kamerun, memaksa mereka melalui semak-semak selama dua sampai tiga bulan sebelum tiba di perbatasan. Para pengungsi juga mengatakan kelompok milisi yang dikenal dengan nama anti-balaka menyerang mereka selama pelarian itu," kata juru bicara UNHCR Melissa Fleming.

UNHCR menayangkan satu gambar video yang menunjukkan para pengungsi menyeberangi satu sungai ke Gbiti, dekat Kentzou di Kamerun, sepekan lalu, beberapa di antara mereka dengan muka luka parah dan kaki bengkak.

"Mereka telah berjalan kaki selama tiga bulan, banyak dari Bangui, dan mereka bersembunyi pada petang hari, mereka memakan sebagian besar daun-daun dan sangat kekurangan air minum. Situasi sangat menyedihkan," kata pejabat medis UNHCR Paul Spiegel, yang merekam percakapan itu melalui video kepada wartawan.

Kendati dihambat, sekitar 10.000 orang --sebagian besar wanita anak-anak dan orang-orang tua-- kini menyeberang setiap minggu dari Republik Afrika Tengah itu ke Kamerun timur. Sejak awal tahun ini hampir 70.000 pengungsi tiba di Kamerun.

Sekitar 1,6 juta orang membutuhkan bantuan pangan di negara itu, kata Program Pangan Dunia (WFP) PBB pada Jumat, tetapi pihaknya hanya mampu memberikan bantuan kepada 170.000 orang Maret karena gangguan keamanan.

Aksi kekerasan antara dua kelompok Islam dan Kristen di CAR telah mengancam pada genosida. Kelompok gerilyawan Muslim Seleka merebut kekuasaan setahun lalu melakukan penyiksaan terhadap penduduk mayoritas Kristen yang memicu glombang serangan balasan. Serangan ini menewaskan ribuan orang dan ratusan ribu warga sipil mengungsi.

Saling bunuh terus berlangsung kendatipuan kehadiran 2.000 tentara Prancis dan 6.000 serdadu Uni Afrika. Juru bicara Angkatan Bersenjata Prancis mengemukakan wartawan Jumat situasi di barat negara itu, di mana pasukan Prancis melindungi jalan-jalan menuju Kamerun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement