Selasa 15 Apr 2014 19:28 WIB

Rusia Ingatkan Kiev Jangan Gunakan Kekuatan Militer

Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)
Foto: afp
Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Kiev atas penggunaan kekerasan untuk membubarkan separatis pro-Moskow di timur Ukraina.

"Seseorang tidak bisa mengundang untuk melakukan pembicaraan dan pada saat yang sama membuat perintah menggunakan kekuatan bersenjata melawan orang-orang di sana," kata Lavrov dalam kunjungannya ke Beijing.

"Anda tidak bisa mengerahkan tank dan pada saat yang sama menggelar pertemuan, dan penggunaan kekuatan akan menyabotase peluang dalam negosiasi empat-pihak di Jenewa," katanya.

Para diplomat dari Rusia, Ukraina, Amerika Serikat dan Uni Eropa pada Kamis dijadwalkan menggelar pertemuan empat-pihak di Jenewa, langkah diplomasi terbaru yang bertujuan meredakan krisis keamanan terburuk di Eropa selama beberapa dasawarsa.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland sebelumnya mengecilkan harapan AS untuk pertemuan tersebut, meski tetap menyatakan bahwa "pertemuan itu sangat penting untuk menjaga pintu diplomasi tetap terbuka dan menyaksikan apa yang mereka bawa".

Dalam jumpa pers bersama Menlu Tiongkok Wang Yi, Lavrov menuding Kiev menyebarkan kebohongan bahwa Rusia mengerahkan pasukan pro-Moskow ke wilayah tenggara Ukraina. "Itu kebohongan besar dan menganggap warga di kawasan itu tidak mampu memprotes atas kemauan sendiri," kata Lavrov.

Rusia pada dasarnya mendukung pembicaraan empat-pihak tersebut, kata Lavrov seraya menambahkan bahwa hal itu harus dilakukan "dengan tulus dan bukan hanya sekadar pamer. "Jadi, jika kementerian luar negeri Ukraina mengatakan Rusia takut melakukan pertemuan di Jenewa ini, jangan percaya," katanya. "Itu bohong."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement