Jumat 25 Apr 2014 13:46 WIB

Konflik Ukraina, Kerry Salahkan Rusia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
John Kerry
Foto: Alastair Grant/AP
John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON– Semakin menegangnya kondisi di Ukraina timur yang dikendalikan oleh para separatis pendukung Rusia, membuat Amerika Serikat kembali menuduh Rusia atas kondisi ini. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyebut Rusia sebagai pengganggu dan penipu dan menyebabkan kondisi di Ukraina timur semakin tak stabil.

BBC melaporkan, dalam pernyataan kerasnya, Kerry mendesak Moscow untuk membantu mengurangi ketegangan di Ukraina. Ia pun kembali menyampaikan ancamannya untuk menjatuhkan sanksi yang lebih besar terhadap Rusia.

Krisis yang tak kunjung berhenti ini membuat AS dan Rusia saling menuding satu sama lain atas peristiwa itu. Kerry pun menyatakan pujiannya terhadap pemerintah sementara Ukraina dan mengatakan mereka memiliki kesepakatan terhormat di Jenewa untuk meredakan krisis. Namun, kesepakatan itu telah dirusak oleh Rusia, lanjutnya.

“Tak satupun pejabat Rusia yang muncul di televisi Ukraina dan menyerukan kepada para separatis untuk mendukung kesepakatan Jenewa, untuk meredakan krisis, menyerahkan senjatanya, serta keluar dari gedung pemerintahan yang mereka duduki,” katanya.

Selain itu, ia pun menyalahkan media Rusia yang mempublikasikan khayalan-khayalan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait peristiwa yang terjadi di Ukraina. Lanjutnya, Moscow juga masih memberikan bantuan pendanaan dan mempersenjatai pergerakan para separatis di Donetsk.

“Ini merupakan upaya penuh untuk mensabotase proses demokrasi melalui intimidasi dari luar terhadap Ukraina,” jelasnya.

Kerry menyatakan para intelijen AS yakin bahwa Rusia berada di balik ketegangan di Ukraina timur dengan mengerahkan personelnya, senjatanya, financial, dan membuat rencana operasional. Ia pun menambahkan, jalan bagi Rusia untuk menghindari sanksi akan tertutup jika mereka tidak berupaya untuk meredakan ketegangan.

Sebelumnya, Rusia juga meminta AS untuk mempengaruhi Ukraina guna menghentikan operasi militer terhadap para separatis pendukung Rusia di Ukraina timur. Rusia pun memerintahkan latihan militer baru di perbatasannya menyusul operasi militer Ukraina. Langkah Rusia ini mendapatkan kecaman dari Ukraina.

Sementara itu, separatis pendukung Rusia masih menduduki gedung utama di puluhan kota di Ukraina timur serta membantah pemerintah pusat. Dalam kesepakatan Jenewa, kelompok bersenjata illegal, termasuk kelompok yang menduduki gedung pemerintahan, harus dibubarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement