REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Peningkatan pasukan NATO di Eropa Timur hanya akan memperparah situasi. Hal itu diungkap Jenderal AS, Philip Breedlove.
"Negara-negara NATO mengurangi anggaran pertahanan mereka setelah akhir Perang Dingin, ketika mereka mulai memandang Rusia sebagai mitra," kata dia seperti dilansir afp, Rabu (7/5).
Sayang, kata dia, langkah Rusia menganeksasi Krimea berdampak besar pada dinamisasi hubungan Moskow dengan NATO. Situasi tersebut membuat NATO memandang Rusia tak lagi sebagai mitra. "Saya pikir kami perlu melihat respon, kesiapan dan posisi kekuatan untuk menghadapi situasi baru hubungan NATO-Rusia," kata dia.
Itu sebabnya, kata dia, NATO perlu pertimbangkan ulang untuk menempatkan pasukannya di Kiev, dengan melihat apakah memang perlu untuk dilakukan. Namun, keputusan itu jelas berada ditangan para anggota.
Sebanya Dua puluh delapan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah merespon intervensi Rusia di Ukraina dengan meningkatkan pertahanan di Eropa Timur, mengirimkan kapal perang, jet-jet tempur dan pasukan ke wilayah tersebut. Gelombang pengiriman pasukan dijadwalkan akan berakhir pada 31 Desember.