Senin 12 May 2014 19:20 WIB

AS: Tujuan Referendum Hanya Mengacau dan Pecah Belah

Election commission worker Vera Pozhidaeva demonstrates the readiness of a polling station for Sunday's referendum in the eastern Ukrainian city of Lugansk May 10, 2014.
Foto: Reuters/Valentin Ogirenko
Election commission worker Vera Pozhidaeva demonstrates the readiness of a polling station for Sunday's referendum in the eastern Ukrainian city of Lugansk May 10, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Referendum yang digelar kelompok pro-Rusia di Ukraina Timur hanya bertujuan memecah belah dan mengacau. Hal itu diungkapkan Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Jen Psaki.

"Kalau referandum itu tetap diadakan Amerika tidak akan mengakui hasilnya. Menurutnya,  referandum itu melanggar hukum internasional serta keutuhan wilayah Ukraina," kata dia seperti dilansir voanews.com, Senin (12/5).    

Psaki menambahkan, Amerika kecewa Rusia tidak menggunakan pengaruhnya untuk menunda referandum itu meskipun pada awalnya presiden Russia Vladimir Putin menyarankan agar ditunda dan bahwa pasukan Rusia mulai ditarik dari perbatasan dengan Ukraina.

 

Namun Psaki mengatakan Amerika tidak melihat tanda-tanda pasukan Russia itu ditarik dari perbatasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement