Kamis 15 May 2014 15:52 WIB

Dialog Nasional Digelar Tanpa Perwakilan Separatis Pro-Rusia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
 Milisi pro-Rusia bersenjata lengkap berjaga di jalan raya di kota Lugansk, Ukraina, Selasa (29/4).
Foto: EPA/Zurab Kurtsikidze
Milisi pro-Rusia bersenjata lengkap berjaga di jalan raya di kota Lugansk, Ukraina, Selasa (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-– Dialog Nasional Ukraina telah dimulai, Rabu (14/5) di ibukota Kiev. Para pemimpin politik dan sipil, menteri, kandidat pemilihan Presiden 25 Mei, perwakilan bisnis dan pejabat pemerintah dari berbagai daerah bertemu untuk mengadakan dialog putaran pertama dengan agenda mengakhiri krisis.

Sayangnya, wakil dari kelompok separatis pro Rusia yang ada di Ukraina timur tidak hadir dalam pertemuan. Juru bicara separatis, Stella Khorosheva mengatakan mereka tidak memiliki posisi resmi dalam dialog. ‘’Kiev memanggil kami teroris padahal kami hanya berusaha membebaskan negara kami,’’ kata dia Rabu, dikutip dari Reuters.

Hingga saat ini, belum ada upaya negosiasi antara separatis dengan pemerintah sejak krisis dimulai pada awal April. Dialog berlangsung selama satu hari. Pembicaraan ini merupakan bagian dari inisiasi Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) dan diplomat Jerman veteran Wolfgang Ischinger.

Turut hadir dalam dialog, Presidensementara Ukraina Olexander Turchynov, Perdana Menteri Arsenniy Yatsenyuk dan beberapa mantan pemimpin Ukraina. Dalam pernyataan bersama Presiden dan PM, Turchynov mengatakan Kiev siap mendengarkan permintaan para separatis, namun mereka harus menurunkansenjata terlebih dahulu.

‘’Kami tidak akan menyerah pada pemerasan. Kami siap mendengarkan orang-orang dari timur tetapi mereka tidak harus menembak, menjarah atau menduduki gedung-gedung pemerintahan,’’ kata dia dikutip dari BBC.

Namun, pemerintah sementara menyatakan mereka tidak akan berdialog dengan separatis yang tidak memiliki kepemimpinan. Separatis pro-Rusia di Sloviansk, Denis Parkovski mengatakan pemerintah Kiev tidak mau mendengarkan orang-orang dari Donetsk.

Salah satu pengusaha dan orang paling kaya Ukraina, Rinat Akhmetov mengatakan semua pihak harus berusaha menemukan solusi. Ia menilai mayoritas masyarakat Ukraina timur mendukung persatuan Ukraina. Rinat mengatakan daerah Donbass di Donetsk dan Luhansk hanya akan bermanfaat jika Ukraina tetap bersatu.

Donbass adalah salah satu daerah industri penghasil pendapatan terbesar di Ukraina. OSCE mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung dialog nasional tersebut. Pembicaraan ini dilakukan dalam upaya meredakan krisis. Salah satunya dengan memberi kewenangan lebih pada setiap daerah.

Dialog juga dipicu tragedi pada Selasa di dekat kota Kramatorsk yang menewaskan tujuh orang. Serangan terjadi ketika pasukan pemerintah Kiev memasuki kota yang sedang melakukan referendum. Dikutip dari Reuters, peserta dialog diharapkan dapat mengeksplorasi metode otonomi daerah jika terapkan untuk menghapus ketidakpuasan Ukraina timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement