REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -– Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kekecewaannya terhadap pemerintah Venezuela semakin menjadi, Kamis (22/5).
Pemerintah Venezuela dianggapnya gagal mengarahkan krisis politik ke arah yang lebih baik. Kerry menyerukan pada Presiden Nicholas Maduro untuk kembali membuka jalan negosiasi dengan oposisi yang telah gagal.
Dikutip dari BBC, pembicaraan kesepakatan runtuh karena masalah pelepasan tahanan politik. Dalam kunjungannya ke Meksiko, Kerry mengatakan AS masih sedang mempertimbangkan sanksi untuk melawan Venezuela. Namun ia masih berharap hal tersebut tidak diperlukan.
"Kita berharap tidak perlu ada sanksi. Semoga kita bisa bergerak menuju rekonsiliasi dan maju dalam politik,’’ kata Kerry dikutip the Washington Post. Namun, tambahnya, Kongres masih mendiskusikan kemungkinan pemberian sanksi. Tergantung pemerintahan Maduro dan oposisi yang menentukan ‘perlu atau tidaknya’ sanksi tersebut.
Maduro minggu ini sempat mengatakan bahwa pemungutan suara oleh Komite Senat Hubungan Luar Negeri untuk memberlakukan larangan visa dan membekukan aset pejabat Venezuela sebagai sesuatu yang ‘menjijikkan’.
Setidaknya 42 orang dari kedua kubu telah tewas dalam aksi protes di jalanan tahun ini akibat krisis politik. Sekitar tiga ribu orang telah ditangkap sejak gelombang protes dimulai pada Februari. Walau demikian, pemerintah Maduro tetap menganggap AS berada di balik kekacauan krisis Venezuela.
"Kekuatan itu ada di tangan pemerintah, dan pemerintah harus menggunakannya sebagai tanggung jawab membuat kondisi yang stabil dan maju di Venezuela," kata Kerry dalam konferensi pers di Meksiko.Ia mengatakan bahkan negara tetangga Venezuela, termasuk AS, sangat khawatir dengan menurunnya stabilitas di negara tersebut.