REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden, kepada televisi AS mengatakan, dirinya tak berada di bawah kendali pemerintah Rusia. Pada Rabu (28/5), di kesempatan yang sama, ia pun menyatakan tak pernah memberikan dokumen intelijen kepada Moskow dalam kurun waktu hampir setahun selama bersuaka di sana.
''Saya sama sekali tak mempunyai hubungan dengan pemerintah Rusia,'' kata Snowden yang untuk pertama kalinya memberikan pernyataan, dalam wawancara dengan jaringan televisi AS, NBC News. ''Saya tidak menerima dukungan dari pemerintah Rusia, saya tidak mengambil keuntungan dari pemerintah Rusia. Saya bukan lah mata-mata,'' jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/5).
Menanggapi pernyataan Snowden itu, para mantan dan pejabat intelijen AS yang masih aktif pun mengungkapkan, tidak mungkin pihak keamanan Rusia tak membuka mulut Snowden untuk mengatakan rahasia.
''Saya rasa dia (Snowden) sekarang tengah dimanipulasi oleh intelijen Rusia,'' ujar Mantan Direktur NSA, Keith Alexander, bulan lalu.
Namun, Snowden, yang menyatakan ingin kembali ke AS menjelaskan, bahwa ia telah menghancurkan data-data rahasia sebelum transit di bandara Moskow. ''Saya tak mengambil apa-apa dari Rusia, sehingga saya pun tak bisa memberikan apa-apa untuk mereka,'' kata Snowden kepada penyiar NBC, Brian Williams, dalam satu jam wawancara.
Dalam kesempatan tersebut, bahkan Snowden sempat mengkritik tindakan keras atas kebebasan berekspresi di bawah kuasa Presiden Vladimir Putin. Ia mengatakan, sebagai sosok pembela privasi dan kebebasan sipil, dirinya terjebak di sebuah tempat di mana hak-haknya tak diperlakukan adil.
Pejabat AS mengatakan, Snowden yang tahun lalu melarikan diri ke Hong Kong dan kemudian ke Moskow itu, diyakini telah mengakses sekitar 1,5 juta dokumen rahasia. Meski, saat ini tak jelas berapa jumlah sebenarnya dokumen rahasia yang dia miliki.
Pihak berwenang AS pun menyampaikan, Snowden dipersilakan saja kembali ke AS jika mantan kontraktor NSA itu ingin diadili, atas ulahnya yang besar-besaran telah membocorkan rincian program badan intelijen AS. Atas hal itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry pun mengatakan, AS telah mengundang Snowden untuk kembali ke Amerika Serikat.
Menanggapi respons AS, Snowden menegaskan, tak akan kembali ke AS. Ia hanya berharap kebaikan atas dirinya. Snowden pun menyatakan, bahwa bukan hal yang mudah mengantarkan dirinya ke penjara. Bahkan, jika nanti masa suakanya di Rusia habis per 1 Agustus mendatang.